Pengakuan Iman
merupakan ungkapan yang digunakan untuk menerjemahkan istilah Latin, credo
(Inggris creed, di-Indonesia-kan dengan "kredo"), yang berarti
"Aku percaya" (Pernyataan Iman Kristen secara Umum). Istilah kredo
atau pengakuan iman ini digunakan untuk menunjuk pada pernyataan iman,
pokok-pokok ringkas kepercayaan Kristen, yang diterima umum oleh semua gereja. Tidak
terkait denominasi .
Atas dasar itu, kredo (pengakuan iman) tidak digunakan
untuk pernyataan iman yang berkaitan dengan suatu denominasi gereja. Pernyataan
iman suatu denominasi gereja lazimnya disebut konfesi (confession). Formal dan
Universal. Jadi, kredo (pengakuan iman) mengacu pada keseluruhan gereja
(oikumenis), yang berisi pernyataan-pernyataan kepercayaan yang diterima oleh
semua gereja. Sebuah kredo (pengakuan iman) telah diterima sebagai suatu
ringkasan pokok-pokok iman Kristen yang formal dan universal.
Kata Yunani
symbolum atau Latin symbola (: simbol, lambang, tanda pengenal) digunakan untuk
menunjuk pada kredo (pengakuan iman) yang diterima gereja dan wajib dipegang oleh
semua orang Kristen.
- Tiga Simbol Oikumenis:SymbolumApostolicum (Pengakuan Iman Rasuli) Lahir di Gereja Barat (Eropa Barat kuno dan berbahasa Latin.
- Symbolum Niceano-Constantinopolitanum (Pengakuan Iman Nicea-Konstatinopel) Lahir di Gereja Timur (Eropa Timur kuno dan berbahasa Yunani) tahun 381.
- Symbolum Athanasianum (Pengakuan Iman Athanasius) Disebut menurut kata pertama dalam bahasa Latin Symbolum "Quicunque" (Pengakuan Iman "Barangsiapa").
Pengakuan Iman
Rasuli dan Pengakuan Iman Necea-Konstantinopel mempunyai latar belakang
pembaptisan.
Syarat Baptis: menyatakan iman di depan umum, di gereja mula-mula
punya kebiasaan untuk membaptis mereka yang bertobat menjadi Kristen pada hari
raya Paskah, menggunakan masa Sengsara (Prapaskah) sebagai masa persiapan dan
pengajaran bagi pengakuan iman di depan umum dan komitmen para petobat itu.
Persyaratan dasar bagi para petobat baru yang mau dibaptis ialah, bahwa mereka
diharuskan menyatakan imannya di depan umum. Harus diucapkan- bagian baptis
dewasa. Kredo atau pengakuan iman itu nampaknya muncul sebagai pernyataan iman
yang seragam yang harus diucapkan oleh para petobat baru yang mau dibaptis.
Baptisan itu sendiri awalnya dilayankan bagi orang-orang dewasa. Bentuk Tanya
Jawab – Awal mula katekisasi Orang-orang yang akan dibaptis harus menyatakan
lebih dahulu apa yang dipercayai oleh gereja dalam bentuk tanya-jawab.
Tanya-jawab ini di kemudian hari berkembang menjadi apa yang kini kita sebut
katekese atau katekisasi (Yunani, katekhein).
Struktur Trinitas dalam baptisan dan pengakuan iman. Pengakuan-pengakuan
iman ini konteks awalnya adalah pengajaran untuk persiapan baptisan bagi para
calon baptis (katekumen). Konteks baptisan itu nampak dari struktur trinitas
pengakuan pengakuan iman itu. Baptisan dilayankan dalam nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus, dan karena itu pengakuan iman disusun sesuai dengan ketiga unsur
itu.
Rumusan-rumusan
pengakuan iman mulai menjadi tetap pada abad ke-2. ◦ Menurut Bernhard Lohse,
dalam bukunya Pengantar Sejarah Dogma Kristen, pengakuan-pengakuan iman paling
tua yang ditetapkan dalam gereja adalah Pengakuan Iman Baptisan Romawi yang
tua, yang umum disebut sebagai Romanum. Bentuk mula-mula dari pengakuan iman
ini adalah sebagai berikut: "Aku percaya di dalam Allah Bapa, (yang)
Mahakuasa; Dan di dalam YesusKristus, satu-satunya Anak-Nya, diperanakkan,Tuhan
kita, Dan di dalam Roh Kudus, gereja yang kudus, kebangkitan daging."
Rumusan yang sangat sederhana itu aslinya terdiri dari penegasan- penegasan
yang bersisi tiga. Mungkin menjelang akhir abad ke-2, definisi-definisi yang
lebih tepat ditambahkan pada unsur-unsur yang kedua dan ketiga, sehingga
terbaca sebagai berikut : "Aku percaya di dalam Allah Bapa, (yang)
Mahakuasa; dan di dalam Yesus Kristus, satu-satunya Anak-Nya yang diperanakkan,
Tuhan kita, yang oleh Roh Kudus, dari perawan Maria, yang disalibkan di bawah
Pontius Pilatus dan dikuburkan;pada hari yang ketiga bangkit dari yang mati,
naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Bapa; dari mana ia akan datang untuk
menghakimi yang hidup dan yang mati; dan di dalam Roh Kudus, gereja yang kudus,
pengampunan dosa, kebangkitan daging“.
Pengakuan-pengakuan
iman seperti inilah yang beredar di kebanyakan jemaat-jemaaat Kristen di Barat.
Mula-mula dalam bentuk tanya-jawab (responsoris), dan Kemudian pada abad ke-3
dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Bentuk yang menjadi baku dalam Gereja Barat
adalah apa yang kini kita kenal dalam Pengakuan Iman Rasuli. Pengakuan iman ini
disusun mulai abad ke-4 hingga abad ke-10. Bentuknya seperti yang kita kenal
sekarang muncul dalam suatu tulisan di Perancis Selatan kira-kira tahun 750.
Di
Gereja Timur ada pelbagai pengakuan iman yang muncul, namun yang dikenal dan
diterima umum adalah apa yang kita kenal dengan Pengakuan Iman Nicea-
Konstantinopel. Menurut para ahli,
pengakuan iman ini sebenarnya berasal dari jemaat Yerusalem, yang kemudian
ditambahkan dengan beberapa unsur yang menegaskan keilahian Kristus dan Roh
Kudus., dan ditetapkan dalam Konsili Kontantinopel(kini Istambul di Turki) thun
381. Pengakuan iman ini harus dibedakan dengan pengakuan iman Gereja Timur
lainnya, yaitu Pengakuan Iman Nicea, yang sebenarnya berasal dari kota Kaesarea
dan ditetapkan dalam Konsili Nicea (kini Iznik, juga di Turki) tahun 325.
Bentuk pengakuan
iman yang paling dikenal di Gereja Barat. Pengakuan iman ini terdiri dari tiga bagian utama,
yang berhubungan dengan Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Ada juga bahan-bahan yang berhubungan dengan
gereja, penghakiman dan kebangkitan. Pengakuan iman ini disebut
"rasuli" karena isinya mengungkapkan pokok-pokok pengajaran para
rasul sebagaimana yang diajarkan para rasul seperti tercermin dalam Alkitab
(PB). Di kalangan gereja di Indonesia, Pengakuan Iman Rasuli juga dikenal
dengan sebutan "Dua Belas Pasal Pengakuan Iman." Disebut demikian
karena memang pengakuan iman ini terdiri dari dua belas pasal atau artikel,
namun sebenarnya tidak diketahui alasan persisnya. Sebutan Pengakuan Iman
Rasuli pertama diperkenalkan oleh Rufinus (seorang penulis kuno yang mati
sekitar tahun 410) dalam sebuah bukunya. Ada cerita yang mengatakan bahwa
pengakuan iman itu terdiri dari dua belas artikel, karena tiap rasul
mengucapkan satu artikel. Akan tetapi, hal ini sulit untuk dibuktikan.
Pengakuan iman yang
bentuknya lebih panjang, yang memasukkan bahan-bahan tambahan berhubungan
dengan pribadi Kristus dan karya Roh Kudus. } Dalam menjawab kontroversi tentang keilahian Kristus,
Pengakuan Iman Necea-Kontantinopel memasukkan penegasan-penegasan kuat tentang
kesatuan-Nya dengan Allah, termasuk ungkapan- ungkapan "Allah dari Allah"
dan "sehakikat dengan Bapa.
Bagian I berbunyi :
Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi. Bagian
ini hendak menyatakan bahwa Allah adalah Allah yang mahakuasa, Pencipta langit,
bumi dan segala isinya, serta yang memelihara dan memerintahnya.
Bagian II berbunyi
: Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung
daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria, yang menderita di bawah
pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam
kerajaan maut; pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik
ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan akan datang
dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Bagian ini hendak
mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang melalui kehidupan,
kematian dan kebangkitan-Nya - berkarya menyelamatkan semua manusia dan juga
kita; Dialah Tuhan kehidupan.
Bagian III berbunyi
: Aku percaya kepada Roh Kudus; gereja yang kudus dan am; persekutuan orang
kudus; pengampunan dosa; kebangkinan daging; dan hidup yang kekal. Bagian ini
hendak mengatakan bahwa Roh Kudus-lah yang membuat karya penyelamatan Kristus
efektif dalam hidup orang percaya, yang telah diampuni dan diberikan hidup
kekal.
1.Aku percaya
kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi.
2. Dan kepada Yesus
Kristus,AnakNya yang tunggal, Tuhan kita,
3. yang dikandung
daripada Roh Kudus, lahir dari anakdara Maria,
4. yang menderita
di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun
ke dalam kerajaan maut,
5. pada hari yang
ketiga bangkit pula dari antara orang mati,
6. naik ke sorga,
duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa,
7. dan akan datang
dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
8. Aku percaya
kepada Roh Kudus;
9. gereja yang
kudus dan am, persekutuan orang kudus;
10. pengampunan
dosa;
11. kebangkitan
daging;
12. dan hidup yang
kekal.
Aku percaya kepada
satu Allah, Bapa yang mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, segala yang
kelihatan dan yang tidak kelihatan. Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak
Allah yang Tunggal, yang lahir dari Sang Bapa sebelum ada segala zaman, Allah
dari Allah Terang dari Terang, Allah yang sejati dari Allah yang sejati,
diperanakkan, bukan dibuat, sehakekat dengan sang Bapa, yang dengan
perantaraan-Nya, segala sesuatu dibuat; yang telah turun dari sorga untuk kita
manusia dan untuk keselamatan kita, dan menjadi daging oleh Roh Kudus dari anak
dara Maria, dan menjadi manusia; yang
disalibkan bagi kita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, menderita dan
dikuburkan; yang bangkit pada hari ketiga, sesuai dengan isi Kitab-kitab, dan
naik ke sorga; yang duduk di sebelah kanan Sang Bapa dan akan datang kembali
dengan kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati; yang
Kerajaan-Nya takkan berakhir.
Aku percaya kepada
Roh Kudus, yang menjadi Tuhan dan yang menghidupkan yang keluar dari Sang Bapa
dan Sang Anak disembah dan dimuliakan yang telah berfirman dengan perantaraan
para nabi. Aku percaya satu Greja yang kudus dan am dan rasuli. Aku mengaku satu bapisan untuk pengampunan
dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati
dan kehidupan di zamanyang akan datang.
Barangsiapa hendak
diselamatkan, maka ia harus memiliki iman yang am; yaitu iman yang jikakalau
tidak dijaga kemurniaannya, pastilah orang tersebut binasa. Dan iman yang am
itu adalah ini: bahwa kita menyembah Allah yang Esa di dalam Ketigaan, dan
Ketigaan di dalam Keesaan; tanpa percampuran pribadi maupun pemisahan
substansi. Karena hanya ada satu pribadi Bapa, satu Anak, dan satu Roh Kudus.
Tetapi Keilahian
Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah esa, demikian pula kemuliaan dan keagungannya.
Sebagaimana Bapa, demikian pula Anak, dan demikian pula Roh Kudus. Bapa tidak
dicipta, Anak tidak dicipta, dan Roh Kudus tidak dicipta. Bapa tak dapat
dipahami, Anak tak dapat dipahami, dan Roh Kudus tak dapat dipahami. Bapa
kekal, Anak kekal, dan Roh Kudus kekal. Akan tetapi bukan tiga yang kekal,
melainkan yang kekal itu esa.
Demikian pula bukan
tiga yang tak diciptakan atau tak dapat dipahami, melainkan esa yang tak
diciptakan dan esa pula yang tak dapat dipahami.
Karena itu,
demikian pula Bapa Mahakuasa, Anak Mahakuasa, dan Roh Kudus Mahakuasa. Akan
tetapi bukan tiga yang Mahakuasa, melainkan esa. Juga Bapa adalah Allah, Anak
adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah; Namun bukan tiga Allah, melainkan
Allah yang Esa. Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah
Tuhan; Namun bukan tiga Tuhan, melainkan Tuhan yang esa. Karena itu sebagaimana
kita diwajibkan untuk mengakui ketiga Pribadi pada diri-Nya sendiri sebagai
Allah dan Tuhan; Demikian pula kita dilarang untuk mengatakan bahwa ada tiga
Allah atau tiga Tuhan.
Allah Bapa tidak
dibuat, tidak diciptakan, dan tidak dilahirkan. Allah Anak adalah dari Allah
Bapa saja; tidak dibuat, tidak diciptakan, tetapi dilahirkan. Allah Roh Kudus
adalah dari Bapa dan Anak; tidak dibuat, tidak diciptakan, tidak dilahirkan,
melainkan "keluar dari." Maka hanya ada satu Bapa, bukan tiga Bapa;
satu Anak, bukan tiga Anak; satu Roh Kudus, bukan tiga Roh Kudus.Dan di dalam
Ketigaan tersebut, tidak ada yang lebih dulu atau sebelum. Melainkan ketiga
Pribadi itu sama kekal dan sama esensinya. Sebab itu di dalam segala sesuatu,
seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Keesaan dalam ketigaan dan Ketigaan dalam
Keesaan harus disembah. Karena itu setiap orang yang mau diselamatkan harus
mempercayai Tritunggal.
Lebih lanjut,
penting bagi keselamatan adalah iman kepada inkarnasi Tuhan kita Yesus Kristus.
Iman yang benar berarti kita percaya dan mengakui bahwa Tuhan kita Yesus
Kristus, Anak Allah, adalah Allah dan manusia; Dalam Keallahan-Nya sehakekat
dengan Bapa, dilahirkan dalam kekekalan; dan dalam kemanusiaan-Nya sama dengan
semua orang di dunia; Allah sepenuhnya dan manusia sepenuhnya, baik jiwa maupun
tubuh. Sejajar dengan Bapa dalam Keilahian-Nya, dan lebih rendah daripada Bapa
di dalam kemanusiaan-Nya; yang walaupun Ia adalah Allah dan manusia, namun Ia
bukan dua, melainkan satu Kristus; Satu, bukan karena berubah dari Allah
menjadi bersifat daging, melainkan karena mengenakan rupa manusia pada
Keilahian-Nya; Satu secara bersama- sama, bukan oleh percampuran substansi,
melainkan kesatuan dalam pribadi.
Karena sebagaimana
satu tubuh dan jiwa adalah satu orang, demikian pula Allah dan manusia adalah
satu Kristus; yang telah menderita untuk keselamatan kita, turun ke dalam
kerajaan maut, bangkit pula pada hari ketiga dari kematian; Ia naik ke surga,
duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa; dari sana Ia akan datang
untuk menghakimi yang hidup dan yang mati. Yang mana pada saat kedatangan-Nya
yang kedua, semua orang akan hidup dengan tubuh yang baru; dan semua orang
harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Dan mereka yang
telah melakukan kehendak-Nya akan memperoleh hidup yang kekal, sedangkan mereka
yang melakukan kejahatan akan masuk ke dalam api yang kekal. Inilah iman yang
am; tanpa orang memiliki iman ini dengan setia, ia tidak akan dapat
diselamatkan.