Dalam 1Kor 14:34 Paulus membahas secara khusus kasus
sebuah gereja yang didirikannya sendiri. Dia menerima keterangan dari keluarga
Kloe, seorang anggota yang saleh (1:11), bahwa perpecahan serius telah muncul
dan nasihat sangat dibutuhkan. Dari sumber-sumber lainnya dia mengetahui kalau
gereja itu tenggelam dalam korupsi dan kesalahan. Tampaknya empat golongan
telah terbit, yang kesemuanya berselisih tentang guru-gurunya masing-masing.
Ada banyak kepahitan dalam situasi itu, selain itu dia mengetahui kalau
pelanggaran susila dan pelanggaran peraturan sudah mulai menjalar;
pertemuan-pertemuan mereka berubah menjadi lebih buruk dengan hadirnya wanita
di tengah-tengah mereka tanpa memakai kerudung (yang bertentangan dengan pakaian
yang lazim bagi wanita-wanita sopan pada masa itu) dan bahwa perayaan-perayaan
gereja sering kali menampakkan kerakusan dan tindakan yang melampaui batas.
Surat kirimannya ditulis untuk membetulkan
keadaan-keadaan memalukan ini, untuk membenarkan segala sesuatu, menegur
orang-orang yang bersalah dan mengetengahkan di hadapan mereka semuanya dari
awal lagi akan hal-hal pokok dari Injil. Kita hanya bisa menyimpulkan, dari isi
umum seluruh surat kiriman itu, bahwa wanita-wanita tertentu yang aktif dalam
menimbulkan kekacauan patut mendapatkan pesannya supaya berhati-hati, yang
pasti menimbulkan dampak yang dikehendaki.
Di lain tempat dalam surat-surat
kiriman kita menjumpai pengakuan penuh akan peran dan kemampuan wanita-wanita
Kristen, meskipun tidak perlu dipertanyakan lagi kalau mereka pada masa-masa
itu mendapatkan bagian yang menonjol dalam urusan-urusan keagamaan sebagaimana
yang mereka dapatkan kemudian. Misalnya tidak disebutkan adanya wanita Kis
2:16-18, tetapi ini tidak berarti mereka tidak diikutsertakan. Ada banyak ayat
dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan bahwa wanita-wanita saleh memiliki andil
yang baik dalam berbagai kegiatan jemaat mula-mula, tetapi tidak lazim bagi
mereka untuk mengajar atau berkhotbah (Kis 16:40; 17:12; 17:34, dan sebagainya).
Keputusan Paulus tidak dimaksudkan sebagai sebuah
pesan kepada seluruh jemaat, melainkan kepada satu jemaat khusus di Korintus,
dan dianggap sebagai suatu kesalahan dan ketidakadilan yang menyedihkan untuk
menerapkannya kepada wanita secara umum. Mereka memikul bagian yang terlalu
mulia dan berguna dalam kemajuan agama Kristen untuk menjadi sasaran kritik
yang tidak perlu yang hanya dapat didasarkan pada salah pemahaman akan
kondisi-kondisi aktual dalam Jemaat Korintus yang membuat pesan seperti itu
penting.
Ada banyak contoh wanita saleh baik dalam Perjanjian
Lama maupun Baru. Pelayanan Yesus kepada pria maupun wanita adalah sama.
Sebagian besar pengikut-Nya yang paling setia adalah wanita. Mereka adalah yang
terakhir yang menghiburkan Dia di jalan menuju Golgota, yang pertama
mengunjungi kubur-Nya dan adalah yang pertama yang kepadanya Ia menyatakan diri
sewaktu kebangkitan-Nya.