"Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya." (Kejadian 38:9)
Mengapa Allah membunuh Onan yang membuang air maninya? Allah tidak membunuh Onan karena ia membuang air maninya, tetapi karena Onan menolak melakukan kewajibannya dalam keluarga untuk memberikan keturunan kepada kakanya. Pada masa itu, hal ini adalah pelanggaran yang berat. Kita harus menyadari bahwa kebudayaan pada masa itu sangat berbeda dengan yang kita miliki sekarang. Dalam kebudaan masa itu, ketika seorang pria mati dan tidak memiliki keturunan, maka saudara dekatnya akan diwajibkan untuk "menghampiri" istrinya dan menghasilkan anak-anak. Anak-anak ini akan dianggap dan dibesarkan sebagai keturunan bagi pria yang sudah meninggal itu.
Dengan demikian, keturunannya akan bisa mengurusi ibunya, menghasilkan lebih banyak bagi masyarakat suku itu, dan melahirkan keturunan berikutnya, untuk meneruskan nama keluarga mereka. Onan tahu hal ini dan menolak untuk meneruskan kehormatan dan nama dari kakaknya dan dengan demikian telah mengancam kelangsungan hidup istri kakaknya di masa yang akan datang karena tidak ada yang akan mengurusnya di masa tuanya. Hal ini membuat Allah marah dan membunuh Onan.