Misi kedua Paulus

|
Perjalanan Misi Paulus kedua
Setelah beberapa lama beristirahat dan mengajar di jemaat Antiokia, pikiran Paulus mulai tertuju lagi kepada pekerjaannya di antara bangsa-bangsa lain, sehingga ia mengusulkan kepada Barnabas, "Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan Firman Tuhan, untuk melihat bagaimana keadaan mereka." (Kisah Para Rasul 15:36) Barnabas ingin membawa Yohanes Markus beserta mereka lagi. Namun, Paulus tidak setuju membawa orang muda yang telah meninggalkan mereka sebelumnya.

Jadi, Barnabas dan Paulus memutuskan untuk pergi secara terpisah. Kita mengetahui bahwa Barnabas membawa Yohanes Markus dan berlayar ke Siprus, sedangkan Paulus memilih Silas dan memulai perjalanan misinya yang kedua.

Mengunjungi Gereja-Gereja Pertama, Paulus dan Silas tiba di Derbe. Kemudian mereka meneruskan ke Listra dan bertemu dengan Timotius di sana. Timotius sebagai seorang Kristen yang baru, telah membuat perkembangan yang luar biasa di dalam iman Kristen dan menunjukkan bakat yang besar sebagai seorang pemimpin.

Timotius adalah setengah orang Yahudi dan belum disunat. Paulus menginginkan supaya Timotius bisa ikut bersama mereka dalam perjalanan ini. Untuk menghindari kritikan dari orang-orang Yahudi di sana, Paulus menyuruh Timotius untuk disunat. Kita hanya tahu sedikit tentang pekerjaan mereka di Listra kecuali ini: "Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya." (Kisah Para Rasul 16:5) Ketika Paulus tiba di Pisidia, dia merencanakan untuk pergi ke bagian lain di Asia. Tetapi, Roh Kudus tidak mengizinkan mereka pergi ke sana. Oleh karena itu, ia berbelok ke utara menuju Frigia dan Galatia. Di tempat ini Paulus dan kawan-kawannya memberitakan Firman Allah dan mendirikan jemaat baru.

Kemudian, Paulus merencanakan untuk pergi dari daerah ini menuju Bitinia, tetapi sekali lagi Roh Kudus tidak mengizinkan mereka ke sana, sehingga mereka harus pergi ke arah barat. Kemudian, Paulus, Silas dan Timotius tiba di Troas setelah melintasi Misia. Suatu malam ketika mereka di Troas, tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan. Ada seorang dari Makedonia berdiri di situ dan memanggil dia supaya menyeberang ke tanah itu dan menolong mereka. Penglihatan itu begitu nyata sehingga Paulus membuat kesimpulan bahwa itu adalah suara Tuhan. Kemudian mereka mengadakan perjalanan menyeberangi laut menuju ke benua Eropa. Rupanya Lukas bergabung dengan kelompok ini di Troas.

Di Filipi Paulus dan kawan-kawannya tiba di Neapolis dan berjalan sejauh 16 kilometer menuju ke Filipi. Pada hari Sabat menyusuri sungai di mana ada tempat sembahyang orang Yahudi. Di sana mereka bertemu dengan sekelompok wanita. Mereka memberitakan Firman Allah kepada para wanita ini. Salah satu dari mereka adalah seorang penjual kain ungu. Namanya Lidia. Dia menerima Firman yang disampaikan para rasul dan menjadi seorang Kristen. Dia menunjukkan imannya dengan bersedia dibaptis dan menuntun seluruh anggota keluarganya untuk percaya dan dibaptis. Selama tinggal di kota itu, wanita ini meminta Paulus dan rekan-rekannya menjadi tamu dan menginap di rumahnya.

Dari sini, jemaat Filipi dibangun dan orang dari daratan Eropa yang bertobat dan pertama kali menjadi Kristen adalah seorang wanita. Di tempat itu ada juga seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung yang suka mengikuti Paulus dan kawan-kawannya setiap hari. Dengan hasil tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. Bacalah Kisah Para Rasul 16:16-24. Paulus menyembuhkan wanita ini dan dia menjadi seorang Kristen. Melihat harapan mereka untuk mendapat penghasilan lenyap, maka marahlah tuan-tuan wanita itu. Lalu mereka menangkap Paulus dan Silas dan membawa mereka ke hadapan penguasa. Paulus dan Silas berkali-kali didera dan dimasukkan ke dalam penjara.

Kepala Penjara "Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat." (Kisah Para Rasul 16:24) Kira-kira tengah malam pada saat Paulus dan Silas sedang berdoa dan menyanyikan lagu puji-pujian bagi Allah dan para tahanan lain mendengarkan mereka, tiba-tiba terjadilah gempa bumi yang hebat, yang cukup kuat untuk menggoncangkan seluruh penjara itu. Seketika itu semua pintu terbuka dan terlepaslah semua rantai yang membelenggu setiap orang di penjara itu.

Ketika kepala penjara terbangun dari tidurnya dan melihat semua pintu terbuka, ia menyangka para tahanan telah melarikan diri. Ketika ia hendak bunuh diri sebab menyangka para tahanan telah melarikan diri, Paulus berkata kepadanya, "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini." (Kisah Para Rasul 16:28) Kepala penjara itu meminta untuk dibawakan suluh atau penerangan dan berlari masuk ke dalam. 

Dengan gemetar ia tersungkur di hadapan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar sambil berkata, "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (Kisah Para Rasul 16:30-31) Kemudian, mereka memberitakan Firman Tuhan kepada dia dan seisi rumahnya. Pada waktu malam itu juga kepala penjara membawa Paulus dan Silas dan membersihkan luka-luka mereka. Seketika itu juga, ia dan keluarganya memberi diri untuk dibaptis. Kemudian, ia membawa Paulus dan Silas ke rumahnya dan menghidangkan mereka makanan. Ia dan seisi rumahnya sangat bersukacita sebab mereka boleh percaya kepada Allah. Pembesar-pembesar kota mengetahui bahwa Paulus dan Silas adalah warganegara Romawi. Mereka menyadari bahwa mereka dalam bahaya karena telah mendera dua orang itu. Walikota itu datang dan meminta maaf kepada Paulus dan Silas, lalu menyuruh mereka meninggalkan penjara. Mereka meminta Paulus dan Silas meninggalkan kota itu. Tetapi, Paulus dan Silas pergi ke rumah Lidia untuk bertemu dengan saudara-saudara Kristen di sana dan memberi mereka semangat untuk meneruskan pekerjaan mereka di Filipi.

Tesalonika Dari Filipi, Paulus dan Silas pergi ke Tesalonika. Selama tiga hari Sabat berturut-turut Paulus memberitakan Firman Allah di rumah ibadat Yahudi dan berhasil memenangkan banyak orang Yahudi dan Yunani kepada iman Kristen. Sekali lagi, orang-orang Yahudi menjadi iri hati dan membuat keributan. Tetapi walapun begitu, para rasul berhasil mendirikan jemaat yang kuat sebelum mereka diusir ke luar dari kota itu.

Berea Dari Tesalonika Paulus dan Silas pergi ke Berea. Orang-orang di sana mendengarkan rasul Paulus dan kemudian mempelajari Kitab Suci untuk membuktikan kebenaran yang dikatakan oleh rasul itu. Banyak orang Yahudi dan Yunani percaya dan menjadi orang Kristen. Ketika orang-orang di Tesalonika mendengar tentang keberhasilan rasul Paulus, mereka marah dan pergi ke Berea untuk mengusir mereka. Lalu, Paulus pergi meninggalkan Berea, tetapi Silas dan Timotius tetap tinggal di sana. Beberapa teman Paulus membawanya menuju pantai laut dan meneruskan sampai ke Atena. Ketika teman-teman itu pulang ke Berea, Paulus mengirimkan pesan untuk Silas dan Timotius supaya mereka secepat mungkin datang ke Atena.

Di Athena Atena adalah kota yang indah. Kota ini merupakan kota sejarah, seni, budaya dan filsafat. Pada saat Paulus berjalan-jalan di kota itu, ia melihat banyak kuil, tempat suci, mezbah, dan patung. Hatinya sakit melihat semuanya ini. Kemudian ia melihat sebuah mezbah dengan tulisan: kepada allah yang tidak dikenal. Ketika ia melihat itu, ia menyadari bahwa orang-orang di sana telah lama mencari Allah yang hidup dan benar. Paulus tidak bermaksud untuk memberitakan Firman di Atena, namun, sekarang ia tidak dapat berdiam diri lebih lama lagi. Ia harus menyatakan kebenaran tentang Tuhan dan Juru Selamat yang sesungguhnya. Paulus mulai memberitakan Firman Allah di rumah ibadat dan pasar. 

Pada saat ia memberitakan Firman Allah, orang-orang mulai mendengarkannya. Sesudah itu, ia pun dibawa ke dewan kota itu. Ia mengatakan kepada mereka bahwa Allah yang ia kenal adalah Pencipta langit dan bumi dan semua kehidupan dan kekuatan berasal daripada- Nya. Selanjutnya, Paulus menjelaskan tentang arti pentingnya pertobatan dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit dari kubur. Saat ia mulai berbicara tentang kebangkitan dari kematian, orang-orang itu mulai tertawa dan mengejeknya. Tetapi yang lain berkata. "Kami ingin mendengar engkau berbicara mengenai hal ini lagi." Ada beberapa orang dari mereka yang percaya.

Di Korintus Kemudian Paulus meninggalkan Atena dan pergi ke Korintus. Korintus adalah kota yang kaya dan kuat, tetapi kota ini juga kota yang penuh dengan dosa. Banyak orang Yahudi yang diusir dari Roma oleh kaisar, tinggal di kota ini. Salah satu dari orang-orang ini adalah Akwila dan istrinya Priskila. Mereka bekerja sebagai tukang kemah. Di Korintus, mereka memulai usaha membuat kemah.

Ketika Paulus tiba di Korintus, ia perlu bekerja kembali membuat kemah supaya dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Karena itulah ia bertemu dengan Akwila dan Priskila. Ia tinggal bersama-sama dengan mereka, dan setiap hari Sabat ia pergi ke rumah ibadat untuk memberitakan Firman Allah kepada orang Yahudi dan Yunani. Paulus terus bersaksi kepada orang-orang Korintus. Ia memiliki teman-teman baru, mencukupi kehidupannya dengan bekerja dan memberitakan Firman Allah serta mengajar di mana pun ada kesempatan. Paulus sangat bersukacita ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia. Mereka memberitahukan kepadanya bahwa jemaat di Tesalonika kuat imannya dalam Tuhan. Hal ini memberikan semangat baru kepada pekerjaan Paulus di Korintus.

Tetap Di Korintus Pekerjaan Paulus di Korintus menjadi semakin kuat sehingga orang- orang Yahudi mulai membuat masalah dengannya lagi. Permasalahan itu begitu besarnya sehingga Paulus berkata kepada mereka, "Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain." (Kisah Para Rasul 18:6) Ia pergi ke rumah Titus Yustus yang terletak di sebelah rumah ibadat. Krispus, kepala rumah ibadat itu, percaya kepada Kristus bersama-sama dengan seisi keluarganya. Banyak orang percaya dan dibaptis.
Pada suatu malam Paulus menerima sebuah penglihatan dari Allah dan Allah berfirman bahwa Ia akan selalu memberikan perlindungan dan bimbingan kepadanya. Maka Paulus menetap di sana satu setengah tahun lamanya, mengajarkan Firman Allah di tengah-tengah mereka (Kisah Para Rasul 18:11). Akan tetapi, ketika Galio menjadi gubernur, orang-orang Yahudi berusaha mengusir Paulus dari Korintus. Lalu, ia dibawa ke hadapan Galio. Di sana orang Yahudi menuduh Paulus telah mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan Hukum Taurat. Tetapi, Galio berkata kepada mereka bahwa ia tidak mau mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan agama. Persidangan itu dibubarkan dan orang-orang Yahudi itu diusir keluar. 

Paulus berada di Korintus selama dua tahun dan ia telah melakukan banyak hal di kota yang jahat ini. Tetapi sudah waktunya ia kembali pulang. Sekarang ia sadar bahwa ia perlu membantu para jemaat supaya mereka menjadi kuat dan tidak goyah. Pada saat inilah ia menulis surat pertamanya kepada jemaat di Tesalonika.

Surat-surat Paulus Paulus melakukan beberapa hal yang terpenting dalam pelayanannya melalui surat-suratnya. Surat-surat ini tidak hanya penting bagi jemaat pada masa itu, tetapi penting juga untuk jemaat pada masa sekarang ini. Surat-surat Paulus adalah: 1 dan 2 Tesalonika. Ditulis pada 52-53 Masehi. Surat-surat ini mengajarkan tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. 1 dan 2 Korintus, Galatia, dan Roma. Ditulis pada 55-58 Masehi.

Surat-surat Paulus ini mengajarkan tentang keselamatan yang kita terima melalui iman kepada Kristus. Filipi, Filemon, Kolose, dan Efesus. Ditulis pada 60-63 Masehi. Surat-surat ini mengajarkan kepada kita tentang pribadi Yesus Kristus. 1 dan 2 Timotius dan Titus. Ditulis pada 65-67 Masehi. Surat-surat ini mengajarkan tentang bagaimana mengatasi masalah yang berhubungan dengan para jemaat dan gembalanya. Dengan mempelajari surat-surat ini, kita dapat melihat beberapa masalah yang dihadapi jemaat mula-mula. Masalah-masalah itu adalah: Mereka tidak memiliki bangunan gereja. Baru setelah abad kedua jemaat Kristen memiliki gedung sendiri untuk beribadah. Sebelumnya mereka harus bertemu di rumah-rumah. Seringkali mereka bertemu di gua-gua atau tempat terbuka atau mungkin di gedung pertemuan yang mereka sewa. Hari Minggu bukanlah libur yang resmi.

Para anggota gereja harus tetap bekerja pada hari ibadah. Waktu ibadah biasanya pagi-pagi sekali atau larut malam setelah selesai bekerja. Mereka tidak memiliki alat-alat bantu dalam ibadah, seperti kita sekarang. Misalnya, mereka tidak memiliki Alkitab yang bisa dipakai oleh semua anggota jemaat. Mereka tidak memiliki buku puji-pujian ataupun bahan bacaan lain seperti yang kita miliki sekarang. Mereka tidak memiliki pekerja dan pemimpin yang terlatih. Mereka banyak bergantung pada para pengajar dan pengkhotbah yang kurang mampu, kecuali pada waktu Paulus, Timotius, Silas, atau lainnya tingal bersama-sama dengan mereka. 

Paulus telah mengunjungi banyak tempat dan memberitakan Firman Allah selama tiga tahun, dan ia tidak sabar untuk kembali ke Antiokia. Paulus meninggalkan Korintus bersama-sama dengan Akwila dan Priskila. Lalu, ia berhenti di Efesus dan memberitakan Firman Allah di sana. Akwila dan Priskila tinggal di Efesus. Setelah itu ia pergi ke Yerusalem untuk waktu yang tidak lama, lalu ke Antiokhia. Sekali lagi ia mendapatkan kesempatan untuk melaporkan perjalanannya yang luar biasa di mana Tuhan telah memberkati pekerjaan mereka di antara bangsa-bangsa lain di daerah barat.
 

Copyright © 2010 Data-Data Kebenaran Blogger Template by Dzignine