Cerita pertobatan Paulus

|
Pada pejelasan yang pertama, kita akan mulai mempelajari kehidupan Rasul Paulus dengan terlebih dahulu melihat latar belakang hidupnya. Nama aslinya adalah Saulus (nama yang diambil dari bahasa Ibrani), tetapi setelah bertobat mengambil nama dalam bahasa Yunani, yaitu Paulus. Saulus adalah seorang Yahudi dan ia sangat bangga dengan keyahudiannya itu. Ia berasal dari suku Benyamin dan ia juga memiliki kewarganegaraan Roma. Rasul Paulus adalah rasul yang memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, ia adalah seseorang yang gigih dan siap mati karena Kristus. Dahulu, ia adalah seorang yang menjunjung tinggi Taurat, akan tetapi perjumpaannya dengan Yesus telah mengubah hidupnya.
Penduduk Asli Tarsus
Waktu kelahiran Paulus kurang lebih sama dengan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Ia dilahirkan di Tarsus, sebuah kota yang terkemuka zaman itu di wilayah Kilikia. Tarsus terletak hanya 1,2 km dari Laut Tengah. Oleh karena itu, Tarsus menjadi kota pusat perdagangan. Di samping itu, Tarsus juga menjadi kota ilmu pengetahuan, sebab di sana banyak sekali terdapat sekolah dan universitas-universitas. Banyak orang pendatang yang belajar di sekolah-sekolah terkenal di Tarsus, dan kemudian tersebar ke seluruh bagian kekaisaran Roma. Di kota ini tinggal orang-orang Yunani dan orang- orang Timur, juga bangsa-bangsa yang lain. Selain maju dalam pendidikan, kota Tarsus juga merupakan sebuah kota perdagangan yang sangat maju. Kapal-kapal dari berbagai negara singgah di kota itu, benang dan hasil kain dari Tarsus sangat terkenal dan memiliki kualitas yang baik dan sangat terkenal pada masa itu.

Kota Tarsus banyak dihuni oleh orang-orang Yunani dan berbagai bangsa yang menjadi bagian dari kekaisaran Romawi. Di kota Tarsus Paulus mendapat kesempatan belajar tentang cara hidup bangsa yang bukan Yahudi. Oleh karena itu, ketika waktunya tiba, dia dapat memperkenalkan Injil Kristus kepada bangsa-bangsa lain dengan cara yang sangat baik.

Pendidikan Paulus
Menurut adat istiadat Yahudi yang taat, setiap anak laki-laki harus diberi pendidikan yang baik dan latihan yang sangat hati-hati di rumahnya. Dia menerima pendidikan dasar. Kemudian pada usia 13 sampai 15 tahun, ia dikirim ke Yerusalem untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi di sekolah kerabian (sebuah sekolah pendidikan dalam agama Yahudi). Sebagaimana orang-orang Yahudi, orang-orang tua Yahudi akan mendidik anak-anaknya ketika mereka masih kecil. Usia 0-6 tahun, seorang anak akan dididik oleh ibunya dan usia 6-12 tahun mereka sudah menjadi anak-anak Taurat yang belajar seluruh kitab Taurat dan kitab Nabi-nabi di Sinagoge. Paulus juga menerima didikan itu, dan pada usia 13 tahun, orang tuanya mengirimkan Paulus ke Yerusalem untuk memperdalam sekolah Tauratnya dan membekali diri untuk menjadi seorang rabi. Orang tua Paulus adalah seorang yang kaya, sehingga mereka mengirimkan Paulus untuk pergi ke Yerusalem. Sekolah Taurat di Yerusalem dan di diajar di bawah bimbingan guru besar dan sangat tersohor pada waktu itu yaitu Gamaliel. Paulus nampaknya tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ia dapatkan. Ia belajar dengan sungguh-sungguh hingga pada usia yang masih muda, Paulus dapat menjadi bagian dari golongan Sanhedrin. Paulus menjadi seorang murid yang istimewa dan rupanya Gamaliel memberikan penghargaan tinggi kepadanya.

Kembali ke Tarsus
Ketika Paulus telah menyelesaikan pendidikannya di Yerusalem, ia kembali ke kota aslinya, Tarsus. Sekarang dia sudah siap bekerja. Orangtua serta guru-gurunya sangat bangga kepadanya. Ada kemungkinan Paulus menghabiskan waktunya selama beberapa tahun di Tarsus sebagai seorang rabi, guru agama Yahudi. Tidak ada catatan lain tentang dia selama tahun-tahun itu sampai ia kemudian kembali ke Yerusalem, tepat sebelum kematian Stefanus, salah seorang dari ketujuh diaken yang juga merupakan seorang pengikut Yesus Kristus.Dalam Kisah Para Rasul dituliskan bahwa Saulus hadir di Yerusalem pada waktu Stefanus, salah satu dari ketujuh diaken dijatuhi hukuman mati. Saulus masih sangat muda dan ia menyetujui apabila Stefanus dijatuhi hukuman mati.

Paulus sudah mendengar tentang gerakan Kristen yang menentang iman Yahudi. Paulus ingin pergi untuk membantu mempertahankan iman nenek moyangnya. Selama pengadilan Stefanus, Paulus ada di sana dengan teman-teman sebangsanya. Meskipun ia tidak ikut melempari Stefanus dengan batu, ia memiliki perasaan yang sama dengan orang-orang yang menganiaya Stefanus dan setuju bahwa Stefanus harus dihukum mati. Paulus menyaksikan kematian Stefanus. Walaupun ia tidak mengetahuinya pada waktu itu, kejadian ini memainkan peranan yang penting dalam keputusannya mengikut Tuhan Yesus Kristus di kemudian hari.

Penganiayaan Orang-Orang
Paulus menjadi pemimpin di antara orang Yahudi. Para pemimpin yang lebih tua mundur dan memberikan kesempatan kepada Paulus menjadi pimpinan pasukan untuk menghancurkan kekristenan. Paulus sendiri menggambarkan tindakannya yang melawan kekristenan ini dengan berkata: "Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota- kota asing." (Kisah Para Rasul 26:10,11) Dalam Kisah Para Rasul 26:10-11, begitu jujur dan lugas Paulus mengatakan bahwa ia sudah memenjarakan dan menangkap orang Kristen sejak di Yerusalem dan di kota-kota lain di luar Israel. Bagi Paulus, kesalehannya sebagai ahli Taurat benar-benar ia nyatakan dalam tindakan nyata dan kebenaran hukum Taurat itu yang ia kenakan untuk menangkap dan memenjarakan orang Kristen.

Paulus adalah seorang Yahudi yang sangat menjunjung tinggi Taurat Musa dan ia adalah seorang yang melakukan semua tuntutan Taurat, sehingga Paulus dapat dikatakan sebagai seorang yang saleh. Kesalehan Paulus inilah yang membuatnya membenci orang-orang Kristen, sebab kekristenan adalah hal yang bertentang dengan Taurat. Oleh karena itu, ia memiliki surat kuasa dari Imam Kepala untuk menangkap dan membinasakan orang-orang Kristen. Karena kesalehannya sebagai orang Yahudi maka Paulus akan melakukan apa saja yang selaras dengan hukum Taurat. Oleh sebab itu, Paulus mengejar-ejar dan memenjarakan orang-orang Kristen, karena orang Kristen menentang Taurat dan tidak melakukan ketetapan-ketetapan Taurat.

Paulus adalah seorang yang taat kepada agama Yahudi dan dia merasa bahwa apa yang dia lakukan itu benar. Ini terjadi sebelum ia mengalami kasih dan anugerah dari Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus Kristus

Paulus Mulai Menuju ke Damsyik
Pertobatan Paulus merupakan salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah kekristenan. Paulus telah bertanggung jawab atas begitu banyak kematian dan ribuan orang-orang Kristen yang telah dipenjarakannya. Sekarang ia berada dalam perjalanan menuju Damsyik, sebuah kota penting di daerah Siria, untuk mengusir orang-orang Kristen di sana. Ketika menuju ke Damsyik, Paulus tidak hanya seorang diri. Akan tetapi, ia pergi bersama rekan-rekannya dan membawa surat kuasa untuk memenjarakan orang-orang Kristen.

Ada tiga peristiwa dari pengalaman pertobatan Paulus yang tercatat di dalam Perjanjian Baru. Lukas menceritakannya menurut kenyataan sejarah dan Paulus menceritakannya dengan kata-katanya sendiri sebanyak dua kali (semua dapat ditemukan dalam Kitab Kisah Para Rasul). Paulus telah membuat namanya ditakuti di antara semua orang Kristen di Yerusalem. Dia telah berhasil memisahkan atau membungkam banyak orang Kristen di kota suci itu. Kemudian, ia mendapat laporan tentang adanya kelompok besar orang Kristen di kota Damsyik. Kota Damsyik, kira-kira 240 km jauhnya dari Yerusalem. Dia memutuskan untuk pergi ke sana untuk melanjutkan penganiayaannya kepada orang- orang percaya ini. Dia telah diberi kekuasaan penuh dan membawa surat izin untuk memasuki kota dan menangkap semua orang Kristen di kota itu dan membawa mereka kembali dalam keadaan terbelenggu ke Yerusalem. Paulus dan kawan-kawan memulai perjalanan yang panjang menuju Damsyik. 

Perjalanan ini membutuhkan waktu enam sampai tujuh hari dan selama perjalanan panjang ini anak muda yang pandai dan penuh semangat ini mempunyai banyak waktu untuk berpikir. Mungkin ia mulai meragukan tindakannya. Dia tidak habis berpikir dan tidak mengerti bagaimana Stefanus bisa mati dengan begitu tenangnya. Dia tidak dapat melupakan doa Stefanus ketika Stefanus "menutup mata" dengan damai. Paulus merasa bahwa dia harus melakukan hal yang ia pandang benar, tetapi dia terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya. Oleh karena itu, ia pun pergi ke Damsyik.

Pertobatan Paulus
Berita tentang kedatangan Paulus telah sampai ke Damsyik sebelum ia tiba di sana. Pertobatan Paulus terjadi ketika ia mendekati kota itu. Pada waktu tengah hari, tiba-tiba sebuah cahaya yang membutakan mata bersinar mengelilingi Paulus dan teman-temannya. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah suatu suara berkata kepadanya, "Saul, Saul mengapa engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." (Kisah Para Rasul 9:4-6) Paulus berdiri dari tanah dan mendapati dirinya buta. Beberapa anak buahnya menuntun dia dan membawanya ke Damsyik. Selama tiga hari lamanya dia tidak dapat melihat dan tidak makan ataupun minum. Pengalaman ini mengubah Paulus sepenuhnya. Sekarang orang Farisi yang sombong ini berubah menjadi seorang yang kesakitan, gemetar, meraba-raba dan bergantung pada tangan orang lain yang menuntunnya sampai ia tiba di Damsyik. Ia pergi ke rumah Yudas dan langsung masuk ke kamarnya. Di sana ia tinggal selama tiga hari tanpa makanan dan minuman. Selama tiga hari itu Paulus berdoa dan berpuasa. Seluruh hidupnya telah berubah setelah pertemuannya dengan Kristus. Sekarang dia harus membangun kembali kehidupannya di dalam Kristus.

Ananias
Ananias adalah seorang murid di antara banyak orang Kristen di Damsyik. Dia dikasihi dan dihormati oleh semua orang yang mengenalnya. Ananias mendapatkan sebuah penglihatan dari Allah dan diperintahkan pergi ke rumah Yudas untuk menemui Saulus dari Tarsus. Ananias merasa sangat takut karena ia telah mendengar tentang semua kejahatan yang telah dilakukan Saulus terhadap orang- orang Kristen. Ananias barangkali sudah mengetahui bahwa dengan alasan ini jugalah Paulus datang ke Damsyik. Tetapi, Tuhan meyakinkan Ananias bahwa ia harus pergi, sehingga ia pun pergi mengunjungi Saulus. Kemudian Ananias menumpangkan tangannya ke atas kepala orang Farisi muda ini, dan berkata, "Saulus, saudaraku" dan memberitahukannya bahwa Yesuslah orang yang telah menampakkan diri dalam penglihatannya. Kemudian terbukalah mata Paulus dan ia menerima anugerah Roh Kudus. Setelah itu dia dibaptis, kemungkinan juga Paulus dibaptis oleh Ananias.

Paulus Mulai Berkhotbah
Kita tidak terlalu heran ketika mengetahui bahwa rasul baru ini langsung memulai pekerjaan barunya. Dia mulai berkotbah tentang Kristus dan menyatakan bahwa Kristus adalah anak Allah. Para rasul Tuhan sangat heran dengan perubahan yang luar biasa pada diri Paulus. Orang-orang Yahudi yang mendengar dia juga merasa tidak percaya bahwa Sauluslah orang yang menyatakan hal itu. Paulus bertumbuh dalam kekuatan dan kuasa selama dia memberitakan Firman Tuhan. Paulus pergi ke Arab dan tinggal di sana selama tiga tahun. Inilah waktu untuk belajar dan mendalami firman Allah guna mempersiapkan dirinya kepada satu pelayanan yang penting, yang sudah menunggu di hadapannya.

Setelah tinggal di Arab, ia kembali ke Damsyik. Di sana banyak orang mendengarkan pemberitaannya dengan penuh semangat. Tetapi, tidak lama kemudian orang-orang Yahudi berusaha mencari dan membunuhnya. Oleh sebab itu, para murid merencanakan untuk meloloskan dia. Pada suatu malam Paulus disembunyikan dalam sebuah keranjang dan diturunkan di luar tembok kota.

Sekarang Paulus mengerti apa yang telah ia perbuat terhadap orang-orang Kristen. Mulai saat itu banyak orang Yahudi mencari dia dan ingin menghancurkannya. Paulus adalah seorang rasul Allah yang begitu pandai dalam memberitakan Injil, baik kepada orang Yahudi ataupun kepada orang-orang yang bukan Yahudi. Orang yang bukan Yahudi adalah orang-orang yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Dia telah bertumbuh di kota Tarsus, sebuah kota yang bukan Yahudi, dan tinggal serta belajar di sana sebagai seorang Yahudi.


 

Copyright © 2010 Data-Data Kebenaran Blogger Template by Dzignine