Apakah Musa yang menulis Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan

|
Allah menggunakan Musa untuk menulis kelima buku pertama Alkitab: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Ia juga mungkin menulis buku Ayub dan Mazmur 90. Tetapi, Musa hanyalah satu dari kira-kira 40 orang yang Allah gunakan untuk menulis Alkitab.

Sejarah Musa (Apakah ia seorang Tokoh Sejarah atau Mitos?)
MUSA lahir sambil dibayang-bayangi kematian. Bangsanya adalah sekelompok keluarga nomadis yang telah menetap di Mesir bersama bapak mereka Yakub, atau Israel, agar luput dari kelaparan. Selama puluhan tahun, mereka telah hidup damai berdampingan dengan tetangga mereka orang Mesir. Tetapi kemudian, terjadi perubahan yang mengerikan. Sebuah laporan sejarah yang disegani mengatakan, ”Bangkitlah atas Mesir seorang raja baru . . . Lalu ia mengatakan kepada bangsanya, ’Lihat! Orang-orang Israel lebih banyak jumlahnya dan lebih perkasa daripada kita. Ayo! Mari kita bertindak dengan cerdik terhadap mereka, agar mereka tidak berlipat ganda.’” Rencananya? Mengendalikan populasi bangsa Israel dengan menjadikan mereka ”budak seraya diperlakukan dengan lalim”, lalu dengan memerintahkan para bidan Ibrani untuk membunuh setiap anak laki-laki yang mereka bantu kelahirannya. (Keluaran 1:8-10, 13, 14) 


Berkat keberanian para bidan yang menolak menaati perintah itu, orang Israel terus bertambah banyak. Jadi, raja Mesir menitahkan, ”Setiap anak laki-laki yang baru lahir harus kamu lemparkan ke dalam Sungai Nil.”—Keluaran 1:22.

Sepasang suami istri Israel, Amram dan Yokhebed, ”tidak takut kepada perintah raja”. (Ibrani 11:23) Yokhebed melahirkan seorang anak laki-laki yang belakangan dilukiskan memiliki ”keelokan ilahi”. * (Kisah 7:20) Barangkali dengan satu atau lain cara, mereka paham bahwa anak ini diperkenan oleh Allah. Apa pun kejadiannya, mereka menolak menyerahkan putra mereka untuk dieksekusi. Sambil mempertaruhkan nyawa mereka sendiri, mereka memutuskan untuk menyembunyikan dia.

Setelah tiga bulan, orang tua Musa tidak dapat menyembunyikannya lagi. Karena tidak punya pilihan lain, mereka mengambil tindakan. Yokhebed menaruh anak kecil itu di dalam sebuah peti dari papirus dan mengapungkannya di Sungai Nil. Tanpa sadar, Yokhebed sedang memulai sesuatu yang bersejarah!—Keluaran 2:3, 4.

Peristiwa yang Dapat Dipercaya?
Banyak cendekiawan dewasa ini menolak peristiwa-peristiwa itu dan menganggapnya sebagai fiksi. ”Faktanya adalah,” kata Christianity Today, ”tidak ada secuil pun bukti langsung dari arkeologi yang telah ditemukan mengenai [tahun-tahun ketika] putra-putra Israel berdiam sementara di Mesir.” Meskipun mungkin tidak ada bukti langsung secara fisik, ada cukup banyak bukti tidak langsung bahwa catatan Alkitab tersebut dapat dipercaya. Dalam bukunya, Israel in Egypt, Egiptolog (pakar kebudayaan Mesir) James K. Hoffmeier mengatakan,  ”Data arkeologis mempertunjukkan dengan jelas bahwa Mesir sering disinggahi orang Levant [negeri-negeri yang berbatasan dengan Mediterania bagian timur], khususnya akibat problem cuaca yang menimbulkan kemarau . . . Jadi, selama suatu periode kira-kira dari 1800 hingga 1540 SM, Mesir adalah tempat migrasi yang menarik bagi orang-orang berbahasa Semitik dari Asia bagian barat.”

Selain itu, telah lama diakui bahwa uraian Alkitab tentang perbudakan di Mesir memang akurat. Buku Moses—A Life melaporkan, ”Catatan Alkitab tentang penindasan orang Israel tampaknya diteguhkan oleh sebuah lukisan makam dari Mesir kuno yang sering direproduksi yang menggambarkan secara sangat terperinci pembuatan batu bata dari lumpur oleh sekelompok budak.”

 Uraian Alkitab tentang peti kecil yang digunakan Yokhebed juga mengandung kebenaran. Alkitab mengatakan bahwa peti itu dibuat dari papirus, yang, menurut Commentary karya Cook, ”biasa digunakan orang Mesir untuk membuat kapal yang ringan dan gesit”.

Namun, apakah tidak sulit untuk mempercayai bahwa seorang pemimpin bangsa memerintahkan pembunuhan berdarah dingin atas bayi-bayi? Cendekiawan George Rawlinson mengingatkan kita, ”Infantisida . . . telah ada secara luas pada waktu dan di tempat yang berbeda, dan telah dianggap sebagai soal sepele.” Sesungguhnya, kita tidak perlu melihat jauh-jauh untuk menemukan contoh pembunuhan massal yang tak kalah menyeramkannya pada zaman modern. Catatan Alkitab mungkin menggelisahkan, tetapi benar-benar dapat dipercaya.
 

Copyright © 2010 Data-Data Kebenaran Blogger Template by Dzignine