Ketika Paulus belum begitu lama berada di Antiokia, ia menerima kabar bahwa ada suatu masalah dalam jemaat di Galatia. Oleh karena itu, ia memulai perjalanannya yang ketiga, perjalanan yang panjang dan penuh rintangan. Selain Paulus tinggal lama di Efesus dan mengunjungi Ilirikum, perjalanan misi ini juga meliputi daerah-daerah dimana ia pernah bekerja belum lama ini.
Paulus Mengajar Para Jemaat
Di dalam perjalanan misinya yang pertama dan kedua, Paulus banyak menghabiskan waktunya untuk memenangkan orang-orang bagi Kristus. Tetapi dalam perjalanannya yang ketiga ini Paulus merasa perlu untuk meluangkan lebih banyak waktunya untuk menyampaikan hal-hal yang lain. Pada waktu itu orang-orang Kristen di Yerusalem sedang menderita kelaparan dan banyak dari mereka yang tidak memiliki pekerjaan. Oleh sebab itu, Paulus meminta jemaat yang berasal dari bangsa-bangsa lain agar menolong secara sukarela saudara-saudara seiman di Yerusalem. Paulus tahu bahwa hal ini akan menjadi berkat bagi kedua belah pihak, baik yang memberi maupun yang menerima.
Paulus banyak menghabiskan waktunya mengajar dan menjelaskan kehidupan dan karya-karya Yesus Kristus. Orang-orang Kristen Yahudi, yang berpendapat bahwa seorang harus menjadi orang Yahudi terlebih dahulu sebelum menjadi orang Kristen, telah menyebarkan banyak ajaran yang keliru di antara para jemaat. Banyak orang Kristen dari bangsa-bangsa lain merasa begitu kecewa dengan kenyataan ini sehingga mereka meninggalkan iman Kristen.
Kemudian, ada banyak jemaat yang lain yang berdebat di antara mereka sendiri mengenai kepercayaan orang Kristen. Paulus menyadari bahwa ia harus mengajar dan melatih jemaat-jemaat ini supaya mereka dapat bersatu, kuat dalam iman kepada Kristus. Para jemaat ini memiliki sebuah tanggung jawab untuk menyebarkan Injil ke seluruh penjuru dunia dan apabila mereka sendiri terpecah belah, maka mereka tidak akan mampu memberitakan Injil Yesus Kristus. Selama perjalanannya ini Paulus menulis empat surat yang mengajarkan kepercayaan yang benar dalam iman Kristen.
Pengajaran Paulus
Paulus adalah orang yang pertama dan terhebat dalam menafsirkan Injil Kristus. Dialah orang yang bertanggung jawab dalam membangun suatu sistem yang menyuarakan kekristenan sebagai jalan hidup. Beberapa hal utama yang diajarkan oleh Paulus yang sampai sekarang menjadi pengajaran bagi jemaat:
- Manusia telah gagal menjadi benar dengan usaha mereka sendiri. Kita telah gagal melayakkan diri kita di hadapan Allah. Kita semua telah gagal untuk menjadi sempurna, tidak ada di antara kita yang dapat hidup dengan sempurna. "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah". (Roma 3:23)
- Karena tidak ada manusia yang sempurna, maka tidak ada manusia yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Allah menyediakan jalan keselamatan. Karena kasih karunia Allah, Ia telah menyediakan sebuah jalan bagi kita untuk menerima keselamatan. Manusia tidak perlu melakukan apa-apa untuk memperolehnya. Keselamatan ini adalah pemberian Allah dan semua yang menerimanya dapat hidup dalam damai dan berkenan kepada Allah. Pemberian ini ditujukan kepada semua orang, tetapi ini hanya bisa diperoleh melalui iman. "Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita." (Roma 6:23)
- Yesus Kristus adalah Pembebas dosa-dosa manusia. Kristus adalah satu-satunya yang dapat melepaskan manusia dari belenggu dosa. Kita yang menerima kebenaran ini, dengan percaya kepada Kristus, menjadi anak-anak Allah. "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:9-10) Tetapi, manusia masih memiliki tabiat dosa yang harus ditaklukkan dengan anugerah Allah untuk mengalahkan dosa. Namun, jaminan kemenangan itu telah diberikan kepada kita. "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37) Dosa akan dikalahkan! "Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup baik malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 8:38-39)
- Kristus adalah pusat dan kemuliaan dari rencana penebusan Allah. Yesus Kristus adalah Penebus dosa-dosa manusia. Tidak ada jalan lain menuju kepada kehidupan kekal kecuali melalui Dia. Dia datang ke dunia ini, hidup di antara kita, dan mati supaya kita boleh menerima keselamatan. Tidak ada jalan lain untuk bisa diselamatkan, kecuali dengan kematian Yesus di atas kayu salib. (Roma 5:1-11) Yesus Kristus adalah kepala jemaat. Dan, hari ini Roh Kudus dari Kristus tinggal bersama-sama dengan kita, supaya kita boleh hidup dalam kuasa dan kekuatan dari Allah.
Paulus di Efesus
Paulus tinggal di Efesus hampir tiga tahun. Efesus adalah ibu kota Asia waktu itu dan di kota inilah Paulus tinggal paling lama selama melakukan perjalanan misinya. (Kisah Para Rasul 19)
Kuil Artemis (dewi Yunani) adalah salah satu dari kuil yang paling mengagumkan di dunia pada waktu itu. Dibutuhkan 220 tahun untuk membangun kuil ini. Penyembahan di tempat ini sepenuhnya jahat dan berdosa. Beribu-ribu orang datang untuk menyembah dewi ini. Namun, hal ini memberi kesempatan kepada Paulus untuk memberitakan Firman Allah kepada orang-orang yang ada di sana. Setelah beberapa bulan, orang menerima Kristus dan menolak untuk menyembah dewi Artemis.
Tiga tahun lamanya Paulus mengajar di tempat ibadah. Kemudian, Paulus menyewa sekolah Tiranus selama dua tahun.
Pekerjaan Paulus di Efesus adalah pelayanan Paulus yang paling efektif. Kita tahu bahwa setiap orang, baik Yahudi maupun Yunani, yang tinggal di Asia mendengar firman Tuhan yang diberitakan oleh Paulus. Begitu banyak orang yang menerima iman Kristen sehingga para pengikut Artemis mulai membuat masalah, dan sekali lagi Paulus harus menyingkir ke kota lain.
Paulus mengunjungi Makedonia
Paulus meninggalkan Efesus dan kembali lagi ke Makedonia untuk mengunjungi para jemaat barunya di sana. Ia memberitakan Firman Allah di Troas, kemudian meneruskan perjalanannya ke Filipi di sana Timotius dan Titus bergabung bersamanya. Jemaat di Filipi menjadi sangat kuat. Di Filipilah Paulus menulis surat pertamanya untuk jemaat. Tidak lama kemudian ia kembali menulis suratnya yang kedua untuk jemaat di Korintus. Mungkin perhentian Paulus selanjutnya adalah di Ilikrium. Ia memberitakan Firman Allah di daerah ini selama dua atau tiga bulan sebelum ia pergi ke Korintus. (Kisah Para Rasul 20:1-16)
Beberapa orang di Korintus sangat gembira tinggal bersama Paulus. Waktu Paulus di kota itu ia membimbing dan melatih para pemimpin di sana. Alasan lain Paulus pergi ke Korintus adalah untuk memberi semangat kepada orang-orang Kristen agar memberikan persembahan yang memadai bagi jemaat di Yerusalem. Ketika Paulus berada di Korintus ia menulis surat kepada jemaat di Galatia, dan dari semua suratnya, yang paling luar biasa adalah suratnya yang ditujukan kepada jemaat di Roma.
Sekarang Paulus ingin sekali kembali ke Yerusalem dan Antiokia. Ia telah bepergian selama empat tahun dan harus memikirkan tentang keadaan para jemaat di mana ia memulai pekerjaannya. Ia juga tidak sabar untuk pergi ke Yerusalem untuk memberikan persembahan yang telah ia kumpulkan selama perjalanannya ini.
Paulus telah bersiap-siap untuk berlayar, bersama-sama rekan- rekannya, naik kapal ke Yerusalem. Tetapi Paulus mendengar bahwa orang-orang Yahudi bermaksud untuk membunuhnya segera setelah kapal yang ia tumpangi itu berlayar ke lautan. Oleh karena itu, Paulus mengubah rencananya. Ia dan Lukas mengadakan perjalanan yang sulit dan panjang melalui darat. Paulus berhenti di Troas dan di sana ia bertemu dengan orang-orang Kristen pada hari pertama dalam minggu itu. Mereka sudah memakai hari Minggu sebagai hari ibadah. Pada kebaktian inilah Eutikus, yang duduk dekat jendela, tidak dapat menahan kantuknya. Lalu, ia tertidur dan jatuh dari tingkat tiga ke bawah. Teman-temannya cepat-cepat menghampirinya dan mendapati bahwa ia sudah mati. Namun, kemudian Paulus menghidupkannya kembali. Hari berikutnya Paulus berjalan dari Troas ke Asos di sana ia dan teman-temannya menumpang kapal untuk berlayar ke Miletus. Sebelum berlayar dari Miletus, Paulus memanggil para penatua dari jemaat Efesus. Bacalah pesan perpisahannya dengan mereka di Kisah Para Rasul 20:17-38.
Kembali ke Yerusalem
Paulus meneruskan perjalanannya menuju Yerusalem. Setiap kali ia berhenti di suatu kota, orang-orang Kristen di sana selalu memperingatkan akan adanya bahaya yang sudah menunggu di hadapannya. Orang-orang Yahudi sudah berketetapan hati untuk membunuh dia. Baca Kisah Para Rasul 21:1-14. Paulus meneruskan perjalanan ke Yerusalem karena ia tahu bahwa ada sesuatu yang harus diselesaikannya. Ia telah menyelesaikan perjalanannya yang ketiga untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Ia telah memenangkan peperangan bagi mereka dan ia telah siap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi kepadanya.
Setelah empat tahun, akhirnya sampailah kembali Paulus di Yerusalem. Orang-orang Kristen di sana penuh dengan sukacita karena dapat bertemu lagi dengan dia. Mereka tidak sabar mendengar semua pekerjaan yang telah dilakukannya dan apa saja yang telah dilakukan Roh Kudus melalui dia selama waktu itu.
Semua pemimpin jemaat di Yerusalem bertemu dan mendengarkan pengalaman Paulus. Paulus menceritakan dengan terperinci apa yang telah Allah lakukan di antara bangsa-bangsa melalui pelayanannya. Para pemimpin jemaat di sana sangat terkesan dan mereka bersyukur kepada Allah atas semua pekerjaan yang telah dilakukan. Kemungkinan besar pada waktu itu jugalah Paulus menyerahkan persembahan yang telah ia kumpulkan dengan setia selama lebih dari empat tahun, pada saat ia mengunjungi para jemaat dari bangsa-bangsa lain.
Masalah kaum Yahudi
Ada banyak orang Yahudi yang menjadi percaya dan masih rajin memelihara hukum Taurat. Mereka mengatakan bahwa Paulus mengajarkan kepada orang-orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk tidak mematuhi Hukum Musa, dan juga mengatakan supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat orang Yahudi. Hal ini tentu saja tidak benar, tetapi pemimpin jemaat di Yerusalem menasehati Paulus untuk pergi bersama empat orang yang bernazar, ke Bait Allah untuk menguduskan dirinya bersama-sama dengan mereka.
Paulus mengikuti nasihat para pemimpin itu, tetapi ketika orang-orang Yahudi melihat dia di dalam Bait Allah, mereka mulai menghasut banyak orang dan menuduh bahwa Paulus telah membawa seorang Yunani masuk ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci itu. Ada hukum yang tidak memperbolehkan orang dari bangsa lain masuk ke dalam Bait Allah. Paulus tidak melakukan hal ini, tetapi sangatlah mudah menyebarkan laporan palsu yang menyatakan bahwa Paulus telah melakukannya. Mereka berteriak, "Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat ini." (Kisah Para Rasul 21:28)Paulus diseret keluar dari Bait Allah dan seketika itu juga pintu gerbang Bait Allah ditutup. Pada saat mereka mencoba membunuhnya, sampailah kabar kepada kepala pasukan Romawi bahwa seluruh Yerusalem gempar.
Penangkapan Paulus
Kepala pasukan itu menangkap Paulus dan mengikatnya dengan dua rantai. Kemudian ia menanyakan kepada kerumunan itu tentang siapakah Paulus dan apa yang telah diperbuatnya.
Beberapa orang ada yang meneriakkan ini dan yang lain meneriakkan itu. Ketika kepala pasukan itu tidak dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, ia menyuruh anak buahnya membawa Paulus ke markas. Ketika mereka mencapai tangga, kerumunan orang itu menjadi beringas sehingga prajurit-prajurit itu harus memanggul Paulus di atas pundak mereka supaya dapat melindunginya. Kerumunan itu berteriak, "Enyahlah dia, Enyahlah dia!"
Ketika mereka hendak membawa Paulus ke markas, ia meminta kepada kepala pasukan untuk berbicara pada orang-orang di sana. Kepala pasukan itu sangat terkesima karena ia mendengar Paulus berbicara dengan bahasa Yunani. Kemudian, mulailah Paulus berbicara pada kerumunan itu dalam bahasa Ibrani. Bacalah Kisah Para Rasul 22:1- 21. Pada saat Paulus menyebut kata "bangsa-bangsa lain", kerumunan orang itu menjadi lepas kendali dan menginginkan supaya Paulus dibunuh secepatnya.
Ketika mereka bersiap-siap membunuhnya, kepala pasukan itu mencegah mereka. Lalu, ia membawa Paulus ke dalam dan memerintahkan para prajurit untuk menyiksanya sampai ia mengakui kejahatannya. Kepala pasukan itu ingin mengetahui apa yang menyebabkan kerumunan itu begitu marah kepada Paulus. Ketika mereka mengikat dia, berkatalah Pulus, "Apakah diperbolehkan untuk memukuli warga Romawi?" Ketika kepala pasukan itu mengetahui bahwa Paulus adalah warganegara Romawi, ia menjadi takut dan membawa Paulus ke hadapan Mahkamah Agama, hal ini terdapat dalam Kisah Para Rasul 22:20-30.
Paulusu di Hadapan Sanhedrin
Dalam Kisah Para Rasul 23:1-11, sebelum bertobat, dulunya Paulus sering menyeret banyak orang Kristen ke hadapan Mahkamah Agama untuk dihakimi. Sekarang, ia sendirilah yang harus menghadap Mahkamah Agama. Ia pasti melihat ke seluruh ruangan Mahkamah Agama itu untuk mengetahui apakah ada salah seorang temannya di sana. Paulus mengatakan di hadapan para anggota Mahkamah Agama itu bahwa selama ini ia hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah. Imam Besar Ananias menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus untuk menampar mulutnya. Hal ini menyebabkan Paulus marah dan berbicara sangat keras kepada Ananias. Setelah itu, ia meminta maaf, sebab ia tidak tahu bahwa Ananias adalah Imam Besar.
Kemudian Paulus menyadari bahwa beberapa orang anggota dewan itu adalah orang-orang Farisi dan beberapa yang lainnya orang-orang Saduki. Paulus mengetahui bahwa mereka saling bermusuhan. Paulus berkata dengan suara yang keras, "Hai saudara-saudara, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi." Rupanya perkataan Paulus ini menyebabkan perdebatan dan perpecahan di antara dua kelompok itu. Lalu kepala pasukan itu membawa Paulus pergi dari tempat itu sebab ia takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Sekali lagi, Paulus lolos dari maut.
Malam itu Tuhan mendatangi Paulus yang masih ada dalam penjara. Tuhan berkata, "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma." Sekarang Paulus tahu bahwa cepat atau lambat ia akan pergi ke Roma, tetapi ia tidak tahu berapa lama dan bagaimana itu akan terjadi.
Selamat dari Yerusalem
Bacalah Kisah Para Rasul 23:12-35. Orang-orang Yahudi, yang kalah bersilat lidah dengan Paulus, bersepakat untuk membunuhnya. Mereka bersumpah tidak akan makan maupun minum sebelum mereka membunuh Paulus. Namun, kemenakan Paulus mendengar rencana jahat ini, lalu ia pergi kepada kepala pasukan dan menceritakan tentang rencana komplotan orang-orang Yahudi yang akan membunuh Paulus. Kemudian, kepala pasukan memerintahkan 200 prajurit bersenjata lembing dan 70 orang berkuda untuk membawa Paulus ke Kaisarea. Di Kaisarea, Paulus dibawa kepada Felix dan ditahan di istana Herodes. Sekali lagi Paulus selamat dari maut. Paulus dipenjarakan di Kaisarea selama dua tahun dan ditambah lagi selama tiga tahun sebelum dia dibebaskan.
Mengapa Tuhan membiarkan Paulus tinggal di penjara selama lima tahun lamanya, padahal saat itu seharusnya merupakan waktu yang penting dalam pelayanannya? Kita tidak dapat menjawab pertanyaan ini sepenuhnya. Yang pasti hal itu juga sulit untuk bisa dimengerti oleh Paulus, tetapi sekarang kita dapat melihat mengapa hal itu terjadi. Paulus membutuhkan istirahat.
Setelah 20 tahun penuh dengan pekerjaan yang sulit dan perjalanan yang sangat panjang, Paulus tentunya merasa sangat letih. Waktu Paulus di penjara bukan hanya menjadi waktu untuk beristirahat, tetapi juga merupakan saat untuk merenungkan kebenaran dari Kristus Yesus. Kemudian Paulus menulis surat kepada jemaat Filipi mengenai dirinya yang dipenjara. "Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kami tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus." (Filipi 1:12-13)
Setelah 20 tahun penuh dengan pekerjaan yang sulit dan perjalanan yang sangat panjang, Paulus tentunya merasa sangat letih. Waktu Paulus di penjara bukan hanya menjadi waktu untuk beristirahat, tetapi juga merupakan saat untuk merenungkan kebenaran dari Kristus Yesus. Kemudian Paulus menulis surat kepada jemaat Filipi mengenai dirinya yang dipenjara. "Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kami tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus." (Filipi 1:12-13)