Pandangan Alkitab tentang Aborsi

|
Arti kata Aborsi
Secara etimologi aborsi/abortus (berasal dari kata Latin) artinya  “keguguran”. Pengguguran kandungan atau pengakhiran kehamilan atau membuang janin.  Dalam istilah kedokteran disebut pengakhiran kehamilan sebelum masa  gestasi (kehamilan) 28 minggu atau sebelum janin mencapai berat 1000 gram. Sedangkan menurut istilah umum aborsi berarti penghentian kehamilan atau matinya janin sebelum waktu  kelahiran.[1]

Dalam kamus bahasa Indonesia kata yang dipakai “menggugurkan” yang diartikan menjatuhkan, menyebabkan gugur dan dipakai juga kata “pengguguran” yang artinya melahirkan bayi sebelum waktunya.[2]Dalam terminologi moral dan hukum, aborsi berarti pengeluaran janin sejak konsepsi sampai dengan kelahirannya yang mengakibatkan kematian.[3]Aborsi juga diartikan  sebagai salah satu cara untuk mengurangi dan mengatur frekwensi kelahiran dan jumlah penduduk.[4]

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahawa aborsi merupakan suatu tindakan yang disengaja atau tidak disengaja dengan tujuan agar janin yang ada di dalam rahim si ibu dilahirkan dalam keadaan mati.

Tanggapan etis teologis/Alkitab
Alkitab mengisyaratkan dan menegaskan bahwa proses pertumbuhan janin bukanlah proses yang terjadi dengan sendirinya atau secara otomatis melainkan campur tangan Allah (bnd Mzm 139:13-14, Ayb 10:18). Alkitab memberikan konsep penting untuk melindungi kehidupan janin dan juga bagi perlindungan si ibu (bnd Kej 9:5).[5]

Dalam Perjanjian baru, secara khusus tulisan-tulisan Paulus dan Wahyu, ditegaskan bahwa hidup dan kehidupan adalah sangat berharga, oleh sebab itu memberikan obat tertentu untuk menghancurkan kehidupan sangat ditentang. Dalam pengertian ini minuman atau obat-obatan yang diberikan dengan tujuan, atau menimbulkan keguguran waktu tejadinya kehamilan merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan.[6]

Meskipun Alkitab tidak secara langsung menyoroti tentang Alkitab, namun ajaran Alkitab terhadap abosi dapat dikemukakan dalam beberapa hal:
  • Alkitab menyatakan bahwa kehidupan manusia berbeda dari segala bentuk kehidupan lainnya, sebab manusia diciptakan segambar dengan Allah (bnd Kej 1)
  • Alkitab mengajarkan bahwa anak adalah berkat (Kej 1:28)
  • Anak dalam rahim adalah sungguh-sungguh adalah manusia yang bahkan memiliki hubungan dengan Tuhan (Mzm 51:7, 139:1)
  • Alkitab mengutuk pembunuhan orang yang tak bersalah ( Kel 20:1,3, Ul 17, Mat 19:18)
  • Alkitab menyatakan bahwa Tuhan adalah Tuhan atas keadilan. Maka melakukan aborsi adalah menolak keadilan. Aborsi adalah pembinasaan terhadap yang tidak berdaya
  • Alkitab mengajarkan untuk mengasihi. Kasih bertentangan dengan tindakan pembunuhan ( 1 Yoh 3:11-12)

Menurut Dietrich Bounhofer[7] “penghancuran embrio di dalam kandungan adalah pelanggaran dari hak untuk hidup yang  Allah telah berikan kepada kehidupan yang mulai muncul dan berkembang itu. Selanjutnya R.J. Rushdoony[8] menegaskan bahwa “praktek aborsi merupakan pembunuhan dan hal itu bertentangan dengan titah ke enam.

 Sehubungan dengan hal itu, J Verkuyl merusmuskan bahwa:
  1. Kehidupan manusia telah dimulai, dan berawal dari waktu konsepsi dalam kandungan.
  2. Setiap hidup manusia, adalah juga hidup janin, dan berhak atas perlindungan.
  3. Setiap pengambilan tindakan, yang membinasakan hidup yang sedang mulai itu, maka itu identik dengan pembunuhan hidup manusia yang sedang mulai.[9]
Melengkapi penegasan di atas, D Rumondor menyatakan bahwa dalam terang etika Kristen dan standar moral yang mutlak, aborsi dipandang sebagai pembunuhan manusia, sebab aborsi merupakan tindakan memutuskan kehidupan manusia secara dini. Dalam hal inilah aborsi melanggar perintah Allah “jangan membunuh”.[10]

Dalam Alkitab sebenarnya tidak ada membicarakan secara langsung tentang aborsi, jika diteliti secara cermat, maka ditemukan “konsep mentah” mengenai aborsi dalam Alkitab. Konsep mentah ini dapat ditemukan dalam hubungan antara seksual dengan konsepsi. Beberap kesaksian Alkitab menuliskan, misalnya (Kej 4:1) Hawa menyatakan bahwa ia telah memperoleh  Kain dari Tuhan (Kej 16:2). Sara percaya bahwa Tuhan tidak memberi dia anak (Kej 29:3) Tuhan membuka kandungan Lea, (Kej 30:22). Tuhan membuka kandungan Rahel (Rut 4:13) atas karunia Tuhan Rut mengandung dan (Maz 139:13-18)  Daud menyatakan bahwa Tuhan  secara aktif terlibat dalam proses pembentukan festus.[11] 

Nampaknya dari kutipan nats Alkitab di atas menyatakan bahwa Allah terlibat aktif dalam hubungannya dengan konsepsi. Dalam Yer 1:5 tertulis “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau”. Jadi jelaslah Alkitab memandang bayi atau janin yang belum dilahirkan adalah manusia.[12] Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk bekerja sama dalam proses terciptanya hingga lahirnya manusia.[13] 

Dalam pengertian dan pemahan ini, maka praktek aborsi sama artinya dengan merusak hubungan kerjasama yang telah dipercayakan kepada manusia. Oleh sebab itu menerima aborsi identik dengan menerima diskriminasi, itu berarti membuka peluang untuk menyingkirkan orang-orang yang cacat jasmani, para lansia, korban AIDS, pecandu narkoba, maupun para marjinal.

Kesipulan

Aborsi adalah keguguran. Pengguguran kandungan atau  pengakhiran kehamilan atau membuang janin. Aborsi merupakan suatu tindakan yang disengaja atau tidak disengaja dengan tujuan agar janin yang ada di dalam rahim si ibu dilahirkan dalam keadaan mati.

Kehidupan janin adalah kehidupan insani dengan potensi menjadi makhluk manusia seutuhnya (bnd Mzm 139:13-18, Yer 1:5). Oleh sebab itu sejak pembuahan janin adalah manusia. Secara etis teologis, orang Kristen harus menjungjung tinggi bahwa janin adalah embrio kehidupan yang suatu ketika bakal mampu mencerminkan kemuliaan Allah. Maka secara etis teologis aborsi tidak dapat disetujui karena melanggar kebebasan hidup yang ditetapkan Allah. Hidup/kehidupan manusia adalah bijak dihargai lebih utama (pro-life) dibandingkan memperjuangkan hak kebebasan memilih (pro-choice) yang mengakibatkan kematian janin dan kemungkinan si ibu.

Secara etis-teologis, aborsi merupakan tindakan yang bertentangan dengan Alkitab. Orang Kristen terpanggil untuk mengajarkan penekanan Alkitab mengenai kemanusiaan dan nilai, bahkan kesucian hidup manusia. Jika aborsi dilakukan karena kehamilan yang tidak diinginkan, akan tetapi semua kehamilan yang tidak diinginkan adalah akibat dari suatu kegagalan tertentu. Menolong lebih baik  dari pada menggugurkan.


[1] http.//www. Learning. moslemway. blogspot. Com. 26 Agustus 2009
[2] W.J.S. Poerwadarminta, “Gugur” dalam: Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka,Jakarta, 1976, hlm, 330-331
[3]  http.//www. Learning. moslemway. blogspot. Com. 26 Agustus 2009
[4] J. Verkuyl, Etika Kristen, Bagian Seksuil, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1982, hlm, 87
[5] J.D. Douglas, The New International Dictionary of the Christian Church, Michigan, 1978, hlm., 6-7
[6]  Budiman Tua Simarmata, Op. Cit, hlm., 83
[7] Diettrich Bounhover, Ethics, SCM Press ltd, London, 1960, hlm., 130
[8]  R.J. Rusndoony, Abortion, dalam The Ecyclopedia of Christianty, Jay Pay Green,Wilmington, 1964, hlm., 22
[9]  J. Verkuyl, Op. Cit, hlm., 91
[10] Daniel Rumondor, Jangan Membunuh, Yokyakarta, Yayasan ANDI, 1988, hlm., 65
[11] B.K. Walter, Old Testament Text Bearing on The problem of the control of human reproduction, dalam Birth control and the christian, Tyndale house publisher, London, 1969, hlm., 12
[12]  Budiman Tua Simarmata, Op. Cit, hlm., 84
[13]  Ibid, hlm., 12
 

Copyright © 2010 Data-Data Kebenaran Blogger Template by Dzignine