Tidak ada latihan rohani yang lebih penting (bahkan tak tergantikan), daripada latihan untuk belajar firman Tuhan. Hidup baru seorang anak Allah sangat bergantung pada penggunaan firman Allah dengan cara yang benar. Belajar Firman Tuhan akan menjadi makanan rohani yang membuat hidup rohani kita bertumbuh dengan baik. Sebagaimana makanan jasmani, makanan rohani setiap hari adalah syarat minimum untuk seorang Kristen dapat hidup sehat secara rohani. Melalui pengajaran dari firman Tuhan, kita dapat mengetahui siapakah Tuhan, apakah rencana dan kehendak-Nya, dan bagaimana kita seharusnya hidup sebagai anak-anak Allah.
Macam-macam Latihan Belajar Firman Tuhan
Bagaimana cara melakukan latihan belajar firman Tuhan?
Ada beberapa macam latihan yang bisa kita lakukan secara bervariasi atau bergantian:
1).Mendengarkan firman Tuhan (Lukas 11:28; Roma 10:17; 1 Timotius 4:13)
Ini adalah latihan yang paling gampang dilakukan. Dikatakan sebagai disiplin karena harus dilakukan dengan sengaja dan teratur, tidak karena kebetulan. Mendengarkan firman Tuhan tidak hanya dilakukan secara bersama-sama di gereja Tuhan sambil mendengarkan khotbah, tetapi juga ketika di rumah sendiri. Tujuannya adalah untuk membiasakan diri "mendengar suara-Nya." Seperti yang dikatakan oleh firman Tuhan, "bahwa Iman timbul dari pendengaran, pendengaran oleh Firman Kristus" (Roma 10:17). Seperti Samuel ketika dipanggil Tuhan dengan penuh hormat Samuel mengatakan "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar" ( 1 Samuel 3: 10). Ini adalah bentuk kesediaan Samuel untuk mendengarkan firman Tuhan, demikianlah bagi seluruh orang percaya, untuk bersedia menyediakan waktu untuk belajar dan mendengarkan suara Tuhan.
Membaca Firman Tuhan (2 Timotius 3:16, 17; Wahyu 1:3)
Kehidupan rohani seseorang sangat bergantung pada firman Tuhan. Oleh karena itu, Manusia harus, berusaha segenap hati untuk belajar firman Tuhan. Kalau kita ingin agar sifat-sifat dan karakter kedagingan kita diubah dan dikoreksi, maka kita harus sering membaca firman Tuhan dalam konteks keseluruhan firman Tuhan. Membaca Alkitab dari awal sampai akhir secara berurutan merupakan cara yang paling efektif. Hendaknya dalam membaca firman Tuhan dengan hati, bukan hanya sekadar pengertian. Dengan pengertian, akan mengetahui dan memahami, dengan hati maka akan mengingini, mengasihi, dan berpegang teguh. Dan biarlah pengertian itu tunduk kepada hati. Ada banyak metode dan alat yang bisa dipakai untuk melakukan latihan ini, asal kita bisa melawan kendala utama kita, yaitu malas, dan tidak mau disiplin atau kurang motivasi.
2). Menggali Firman Tuhan (Ezra 7:10; Kisah Para Rasul 17:11; 2 Timotius 4:13)
Manfaat rohani terbesar dalam disiplin ini bisa didapatkan dari menggali kebenaran firman Tuhan. Menggali kebenaran Firman Tuhan bukan hanya membaca ataupun mendengar firman Tuhan. Namun dibutuhkan waktu dan usaha kerja keras (pikiran). Dalam menggali Firman Tuhan dapat juga menggunakan buku referensi lain yang mendukung. Buku-buku tersebut digunakan untuk mencari makna dari kata-kata dalam ayat Alkitab yang sulit untuk dipahami. Oleh karena itu, selain dibutuhkan pikiran juga dibutuhkan kesabaran untuk dapat menikmati hasilnya.
Kendala utama yang sering dihadapi orang Kristen adalah menjadi malas kalau tidak cepat melihat hasilnya. Karena itu latihan ini sering terhenti di tengah jalan atau malas untuk melakukannya lagi.
3). Menghafal Firman Tuhan (Mazmur 119:11; Efesus 6:17)
Ada banyak manfaat dalam menghafal firman Tuhan, diantaranya: menyimpan kekuatan rohani untuk waktu-waktu darurat, memperkuat iman, menjadi alat yang Tuhan pakai untuk membimbing kita, menstimulasi kita untuk terus merenungkan firman Tuhan. Menghafal firman Tuhan merupakan salah satu cara untuk menanamkan firman Tuhan. Daud mengatakan dalam Mazmur 119:11, "berbahagialah orang yang hidup memegang ketetapan Tuhan dan menyimpan firman Tuhan dalam hatinya." Dengan menghafal, berarti tidak melalaikan perintah Tuhan. Dengan menyimpan Firman dalam hati maka akan menjalankan firman Tuhan dengan sukacita. Firman Allah merupakan perlengkapan senjata Allah yang diberikan bagi kita di dalam kita menjalani kehidupan kita, sehingga dengan firman Tuhan kita dapat menjaga hati, fikiran, dan tindakan kita supaya senantiasa memuliakan nama Tuhan.
4). Merenungkan Firman Tuhan (Yosua 1:8; Mazmur 39:3; Yeremia 23:29)
Salah satu cara untuk merenungkan firman Tuhan adalah dengan melakukan meditasi, yaitu mengkonsentrasikan pikiran untuk memikirkan kebenaran-kebenaran yang diungkapkan dalam Alkitab sehingga sungguh-sungguh dimengerti, didoakan dan diaplikasikan dalam hidup. Untuk memulai meditasi, pikiran harus jernih dan penuh dengan pikiran Kristus. Selama meditasi, aktivitas mental dimaksimalkan. Tuhan berfirman kepada Musa untuk senantiasa mengingatkan Taurat Tuhan kepada bangsa Israel, agar bangsa Israel bahwa Tuhanlah yang menuntun mereka dan memberikan kemenangan demi kemenangan, sehingga Iman bangsa Israel semakin bertumbuh dan mereka terhindar dari keangkuhan. Selain itu salah satu perintah Tuhan di dalam awal kepemimpinan Yosua adalah untuk merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam, yaitu dengan tujuan Yosua dapat bertindak hati-hati sesuai dengan firman Tuhan, dan apapun yang dilakukannya berhasil dan beruntung. Hal ini menunjukkan bahwa merenungkan firman Tuhan adalah hal yang penting dilakukan, sebab melalui merenungkan firman Tuhan kerohanian kita dikuatkan dan menyadari tuntunan Tuhan dalam hidup kita, serta dapat membantu kita untuk melangkan kedepan sesuai dengan tuntunan Tuhan.
5). Mempelajari Firman Tuhan (1 Timotius 3:16; Lukas 24:27; 2 Timotius 2:16-19)
Mempelajari firman Tuhan bukan hanya sekadar membaca atau mendengar firman Tuhan. Tetapi lebih dalam lagi menggali firman Tuhan, dengan melihat teks dengan seksama, konteks ayat dan sampai kepada studi kata dalam ayat. Mempelajari firman Tuhan dengan bertanggung jawab membutuhkan pengetahuan tentang teori prinsip menafsir dan alat-alat berupa buku-buku penunjang.
Prinsip menafsir secara umum:
Menafsir menurut konteks ayat: melihat hubungan pikiran yang menyatukan satu bagian perikop tertentu. Dari konteks ayat latar belakang yang terkait kepada keseluruhan Alkitab, penerapan secara wajar dan kebenaran-kebenaran dasar. Hal ini menghindari supaya orang tidak memahami Alkitab secara salah, atau sekadar mengambil ayat tanpa melihat konteks ayat tersebut.
Mempelajari kata (studi kata): menemukan arti kata yang tepat sesuai dengan hubungan kata dan konteksnya. Mencari makna yang tepat sesuai dengan maksud penulis aslinya. Masalah utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana menemukan definisi kata itu dan apa artinya yang tepat sesuai dengan konteks jaman/budaya waktu penulisan.
Satu hal yang perlu diingat dalam melakukan studi kata adalah bahwa kata-kata dalam Alkitab kita sekarang adalah hasil terjemahan dari bahasa asli Alkitab (Ibrani/Yunani), oleh karena itu penyelidikan lebih lanjut harus dilakukan dengan membandingkan kata-kata yang ada dalam Alkitab bahasa Ibrani/Yunani.
Memahami tata bahasa: memahami kata-kata tertentu dan pemakaiannya dalam kalimat secara tepat. Tata Bahasa sendiri tidak memperlihatkan arti sesungguhnya dari kata itu, tapi memperlihatkan kemungkinan arti lain yang terdapat dalam kata (kalimat) itu. Tata Bahasa terdiri dari beberapa unsur penting, misalnya: subjek, objek, kata kerja, kata keterangan waktu/tempat/cara, kata ganti dan kata sambung. Masing-masing unsur ini akan memberikan bentukan kata dan hubungan kata dalam kalimat.
Menangkap maksud dan tujuan penulis: menemukan apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Adakalanya penulis-penulis Alkitab memberikan petunjuk dengan jelas maksud/tujuan mereka menuliskan kitab/surat. Tetapi kebanyakan penulis Alkitab tidak jelas menunjukkan tujuan penulisan kitab itu. Untuk itu pembaca harus membaca dengan teliti seluruh isi kitab, khususnya dengan mempelajari garis besarnya.
Mempelajari latar belakang: mendapatkan keterangan yang lengkap tentang dunia Alkitab dan jamannya. Diperlukan juga mempelajari latar belakang sejarah, geografi, dan budaya dari konteks penulisan teks.
Menafsirkan ayat dengan ayat Alkitab yang lain: mencari terang pengajaran Alkitab secara utuh. Dengan membandingkan dengan ayat-ayat lain yang berbicara mengenai hal-hal yang sama dengan tempat yang berbeda. Dari persamaan dan perbedaan yang ada dapat melihat pengertian ayat-ayat tersebut dengan lebih jelas. Tetapi cara ini tidak selalu dapat digunakan, karena harus kembali melihat kepada konteks dan garis besar ayat.
4). Mengaplikasikan Firman Tuhan (Yakobus 1:22-25; Yohanes 13:17)
Walaupun banyak orang menganggap bahwa mengerti dan memahami firman Tuhan kadang-kadang tidak gampang, maka tugas mengaplikasikan firman Tuhan menjadi lebih tidak gampang lagi. Karena mengaplikasikan firman Tuhan adalah Firman itu hidup di dalam kehidupan kita, bukan lagi hidup di dalam kedagingan dan keinginan pribadi, melainkan hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
Penuntun Melakukan Firman Tuhan
Ada banyak hal membutuhkan rencana atau petunjuk dalam terlaksananya suatu hal. Termasuk dalam melakukan firman Tuhan, dari firman yang sudah dipelajari hal-hal apa saja yang di dapatkan dan perlu dilakukan? Berikut beberapa penuntun yang bisa dipakai untuk mendorong kita mengaplikasikan firman Tuhan, adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada diri sendiri setelah merenungkan firman Tuhan:
- Apakah ada contoh yang bisa saya teladani?
- Apakah ada dosa-dosa yang harus saya akui?
- Apakah ada janji-janji Tuhan yang harus saya pegang?
- Apakah ada yang bisa saya doakan?
- Apakah ada perintah yang harus saya ikuti?
- Apakah ada kondisi yang harus saya penuhi?
- Apakah ada ayat-ayat yang harus saya hafalkan?
- Apakah ada kesalahan-kesalahan yang harus saya perbaiki?
- Apakah ada tantangan yang harus saya hadapi?
Kendala dalam Melakukan Firman Tuhan
Salah mengerti antara menafsir dan menerapkan. Menafsir berarti mencari kebenaran dengan berbagai proses. Menemukan kebenaran-kebenaran Alkitab tidak sama artinya dengan melakukannya. Melakukan, artinya kebenaran tersebut sudah dipraktekan dalam kehidupan keseharian.
Penundaan. "Tunda" berarti meninggalkan suatu pekerjaan untuk dilakukan dilain waktu. Kita sering menemukan alasan-alasan untuk tidak melakukan kebenaran firman Tuhan itu dengan segera, sehingga semakin lama semakin berat untuk melakukannya. Bahkan menjadi lupa karena hal-hal lain yang sedang dikerjakan.
Tanggapan emosi yang terlalu pagi/cepat. Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat, keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan), keberanian yang bersifat subjektif) Kita lebih gampang terharu ketika menemukan kebenaran firman Tuhan sehingga lupa bahwa itu hanya tanggapan emosi saja.
Menginginkan hasil instan/tidak sabar.
Dalam melakukan suatu hal diharapkan langsung mendapatkan hasil yang baik. Demikian pula dalam melakukan firman Tuhan. Hasil melakukan firman Tuhan sering kali tidak dapat dilihat secara langsung, bahkan perlu waktu cukup lama untuk melihat hasil dari penerapan firman Tuhan tersebut. Oleh karena itu, bukan sekali melakukan firman Tuhan, tetapi diperlukan kesetiaan dalam melakukan firman Tuhan. Frustrasi dengan kekuatan/kemampuan diri sendiri. Ketidakmampuan seseorang dalam melakukan apa yang diperintahkan Alkitab seringkali membuat seseorang tidak memiliki kemauan untuk mencoba lagi. Mengandalkan kekuatan sendiri dalam melakukan segala sesuatu adalah bukti seseorang yang tidak memerlukan Tuhan dalam hidupnya. Maka dari itu dalam segala sesuatu yang paling utama adalah penyerahan diri kepada Tuhan, dan memohon pertolongan dari pada Roh Kudus.