Istilah Alkitab (Bibiologi)

|
Istilah Alkitab Istilah Alkitab berasal dari bahasa Arab: al (kata sandang spesifik) dan kitab (buku). Alkitab berarti “The Book”. BibleAsal usul kata “bible” : Inggris -Prancis kuno – Latin – Yunani (Webster’s World Encyclopedia 2000 Software; Geisler & Nix: 1982: 17). Kata Yunani bibli,on[1] dalam PB tidak selalu berarti  Alkitab. Menurut Friberg, Louw-Nida & Liddell-Scott Lexicon, kata ini bisa merujuk pada:

1)      Buku (Yoh 20:30; Kis 19:19; Kel 24:7 - LXX).
2)    Gulungan kitab atau kumpulan papyrus/perkamen (Luk 4:17; Bil 5:23 – LXX; Ul 17:18).
3)      Dokumen atau catatan (Mat 19:7; Ul 24:1 - LXX).

Penggunaan  bibli,on yang merujuk pada kumpulan kitab Kristen yang
berotoritas pertama kali ditemukan dalam tulisan Clement (150 M). 2 Clement 14:2 “the books [ta bibli,a] and the apostles declare that the church...has existed from the beginning” (cf. Dan 9:2).

 Beberapa istilah Perjanjian Baru untuk kitab-kitab Perjanjian Lama.
 Gra,fh atau gra,fai: Mat 21:42; Mar 12:10; 2 Petrus 3:16.
a)   Grammata: 2 Tim 3:15.
b)   Testament [bahasa Indonesia: Perjanjian]
Istilah “Old Testament” (PL) dan “New Testament” (PB) berasal dari bahasa Latin “testamentum”. Dalam LXX dan PB istilah diaqh,kh sebenarnya lebih tepat dipahami sebagai “covenant”, bukan “testament”.[2] Pemisahan ke dalam dua perjanjian sangat mungkin dilatarbelakangi pemahaman Alkitab.

1) Kata “perjanjian baru” muncul di Yer 31:31; 1 Kor 11:25; Ibr 8:13.
2) Kata “perjanjian lama” muncul di 2 Kor 3:14.

Note: istilah “perjanjian baru” atau “perjanjian lama” di sini tidak merujuk pada kumpulan kitab. Perbedaan ini hanya merujuk pada keselamatan [perjanjian] yang baru dalam Yesus Kristus [dibandingkan dengan Taurat]. Divisi PL dan PB seperti sekarang mungkin baru muncul pada akhir abad II M.

Otoritas Alkitab

Dalam apologetika banyak ditemui serangan dari para non-theist, maupun kamu liberal dan Roma Katolik yang mengatakan bahwa cara Protestan membuktikan keabsahan Alkitab sebagai Firman Allah merupakan suatu cara argumentasi melingkar (circular reasoning).  Umumnya mereka menganggap bahwa argumentasi protestan adalah sebagai berikut: karena Alkitab adalah Firman Allah yang dapat dipercaya, maka kita harus melihat apa yang dikatakannya ttg dirinya sendiri, lalu dengan mengutip 2Tim 3:16-17 orang Protestan membuktikan bahwa Alkitab memang diilhamkan oleh Allah dan karena itu adalah Firman Allah.  Argumentasi seperti ini memang circular reasoning.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui berkenaan dengan hal ini:
1.   Memulai sebuah argumentasi dengan sebuah presuposisi adalah valid.
Tidak ada sebuah penelitian yang tidak didasarkan pada sebuah presuposisi. Apologetika tentang otoritas Alkitab boleh (harus) didasarkan pada presuposisi bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah yang mahakudus (tidak mungkin bohong) dan mahakuasa (menjamin kebenaran Firman melebihi keterbatasan manusia) sehingga hasil inspirasi bersifat tidak mungkin salah (innerant).
2.   Presuposisi yang dijadikan argumentasi akan membentuk circular reasoning.
Beberapa innerantist (orang yang mendukung ketidakbersalahan Alkitab) terjebak pada kesalahan ini. Suatu common ground (pijakan bersama) perlu ditemukan lebih dahulu apabila berdialog dengan orang-orang yang berbeda presuposisi. Mayoritas (tidak semua) errantist adalah anti-supranaturalis.
3.   Untuk menghindari circular reasoning, argumentasi sebaiknya didasarkan (dimulai) dengan kriteria otentisitas suatu catatan kuno.
4.   Kredibilitas catatan Alkitab juga bisa dibuktikan dengan penemuan arkeologis.
Catatan: otoritas Alkitab tidak didasarkan pada hasil arkeologi (ilmu pengetahuan). Penggunaan bukti arkeologi harus dipahami sebagai salah satu argumentasi yang mendukung. Kebenaran Allah yang menjamin kebenaran Alkitab pasti mencakup segala sesuatu yang tertulis dalam Alkitab (bukan hanya masalah iman dan etika saja). Selain itu, segala kebenaran adalah kebenaran Allah. Tidak ada kebenaran yang berkontradiksi dengan kebenaran lain [hukum logika].

Catatan khusus: kredibilitas (bukan otoritas/inspirasi) Alkitab ditinjau dari kriteria umum (diakui oleh sarjana Kristen maupun non-Kristen) yang biasanya diaplikasikan ketika menguji kredibilitas suatu catatan/kitab kuno.

Note: penyelidikan tentang kredibilitas Alkitab harus dimulai dari kredibilitas salinan yang ada. Penyelidikan ini juga dimulai dengan PB. Dengan membuktikan kredibilitas salinan PB, keakuratan “autografa” PB juga bisa dibuktikan. Setelah membuktikan keakuratan “autografa”, kebenaran apa yang dituliskan juga bisa dipertahankan.

Bibliographical test.
Berpijak pada fakta tidak ditemukannya autografa semua kitab kuno (termasuk Alkitab), kredibilitas “autografa” tersebut sangat ditentukan oleh salinan/terjemahan (manuskrip/mss) yang ada. Ada dua kriteria untuk menilai kredibilitas mss tersebut:
Jumlah salinan.
Semakin banyak jumlah salinan semakin kredibel karena jumlah yang banyak akan membantu dalam merekonstruksi autografa (textual criticism).Mss Yunani PB yang berbentuk fragment maupun buku berjumlah 5.686 mss. Mss terjemahan kuno dalam berbagai bahasa berjumlah 19.284. Total keseluruhan mss PB adalah 24.970. Kitab kuno yang menduduki peringkat kedua dalam hal jumlah mss adalah Iliad, karya Homer, yang berjumlah 643 mss. Interval waktu antara penulisan autografa dan salinan.
Semakin waktunya pendek semakin kredibel, karena lebih obyektif untuk diuji. 114 fragment PB berjarak 50 tahun; 200 buku berjarak 100 tahun; hampir semua PB berjarak 150 tahun; semua PB lengkap berjarak 225 tahun. Peringkat kedua dalam bentuk fragment adalah History of Rome, karya Livy, yang berjarak 400 tahun dan jumlah fragment hanya satu! Peringkat kedua dalam bentuk buku adalah Iliad yang berjarak 400 tahun.

Bukti internal

one must listen to the claims of the document under analysis, and not assume fraud or error unless the author disqualified himself by contradictions or known factual inaccuracies. Alkitab tidak memiliki bagian-bagian yang berkontradiksi maupun kesalahan.
Alkitab ditulis oleh saksi mata (2Pet 1:16; 1Yoh 1:3; Kis 2;22) atau orang yang langsung menerima informasi dari saksi mata (Luk 1:1-4).

Bukti eksternal 
 
Otoritas dan kredibilitas PB diakui oleh bapa-bapa gereja.
Kredibilitas PB diakui oleh penulis non-Kristen pada abad I dan II: eksistensi Kristus dan kekristenan juga ditulis oleh Tacitus, Suetonius dan Josephus.[1]

Otoritas Perjanjian Lama..
Musa merupakan penulis kitab Taurat (bangsa Yahudi selalu mengelompokan ke-5 kitab Musa menjadi satu dan menyebutnya Taurat Musa).  Dari kutipan ayat di bawah ini terlihat bahwa Musa-lah yang mencatat hukum-hukum, sejarah dan geografi perjalanan Israel dalam pengembaraan.
·         Kel 24:4 : “Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu.“
·         Kel 34:27-28 : “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tuliskanlah segala firman ini, sebab berdasarkan firman ini telah Kuadakan perjanjian dengan engkau dan dengan Israel."
·         Bil 33:2 : “Musa menuliskan perjalanan mereka dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan sesuai dengan titah TUHAN;”
·         Ul 31:9 :  “Setelah hukum Taurat itu dituliskan Musa, maka diberikannyalah kepada imam-imam bani Lewi, yang mengangkut tabut perjanjian TUHAN, dan kepada segala tua-tua Israel.”
·         Ul 31:22 : “Maka Musa menuliskan nyanyian ini dan mengajarkannya kepada orang Israel.”
·         Ul 31:24 : “Ketika Musa selesai menuliskan perkataan hukum Taurat itu dalam sebuah kitab sampai perkataan yang penghabisan”

Musa mengharapkan bahwa kitab-kitabnya senantiasa disalin, dibaca dan dilaksanakan.  Dalam Ul 17:18-19 mengatakan: “Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi. Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya,”

Pada jaman Yosua, dalam Yos 8:31-35 dikatakan “dibacakannyalah segala perkataan hukum Taurat, berkatnya dan kutuknya, sesuai dengan segala apa yang tertulis dalam kitab hukum. Tidak ada sepatah katapun dari segala apa yang diperintahkan Musa yang tidak dibacakan oleh Yosua kepada seluruh jemaah Israel dan kepada perempuan-perempuan dan anak-anak dan kepada pendatang yang ikut serta.”
Di jaman Hakim-hakim, dalam Hak 3:4 terlihat adanya “perintah yang diberikan TUHAN kepada nenek moyang mereka dengan perantaraan Musa.”
Di jaman Raja-raja, kitab-kitab Musa tetap ada dan dipakai.  Ini sesuai dengan apa yang ditulis Musa dalam Ul 17:18-19 (sudah dikutip di atas). Daud memberikan kepada Salomo (1Raj  2:3) Amaziah mentaati Taurat Musa dalam melaksanakan hukumnya. (2Raj 14:6, 2Taw 25:4) Hizkia dinyatakan tidak menyimpang dari perintah Tuhan yang diperintahkan melalui Musa (2Raj 18:6) Hukum Tuhan atau hukum Musa juga disebut keberadaannya dalam kisah-kisah raja-raja Manaseh (2Raj 21:8), Yosia (2Raj 23:25), Yehosafat (2Taw 17:9), Yoyada (2Taw 23:18). Dalam Mazmur banyak disebutkan tentang hukum Taurat.  Misalnya, dalam Maz 119 terdapat 171 dari 176 ayat yang menyinggung hukum Taurat.

Di zaman Pembuangan hukum Musa juga disinggung:   Yehezkiel (7:26) dan Daniel (9:11,13) senantiasa mengingatkan bangsa Yahudi akan hukum Musa.  Ezra (6:18) dan Nehemiah ( 8:1) juga menggunakan hukum Musa. Nabi-nabi lain juga menyinggung hukum Musa :Yesaya (8:20), Yeremia (8:8) Hosea (8:1,12), Amos (2:4), Mikha (4:2), Hagai (2:11)    Zakharia (7:12), Zefanya (3:4), Maleakhi (4:4)

Nabi-nabi dalam Perjanjian Lama saling bersaksi mengenai otoritas firman yang mereka sampaikan.  Ada diantara mereka yang langsung diperintah Allah untuk menuliskan firmanNya seperti Yeremia (30:2) dan Habakuk (2:2). Nabi Yeremia mendukung otoritas “Nabi-nabi yang ada sebelum aku dan sebelum engkau dari dahulu kala” (28:8). Yeremia juga mengingatkan orang tentang ayat yang terdapat dalam Mikha 3:12 : “Mikha, orang Moresyet itu, telah bernubuat di zaman Hizkia, raja Yehuda…” (Yer 26:18)  [ Mikha melayani sekitar 120 tahun sebelum Yeremia .] Yesaya melayani sekitar 200 tahun sebelum Yehezkiel ] Daniel dikatakan membaca (9:2) dari kitab Yeremia 25:11-12. Zakharia 1:4-6 mengandung rujukan pada Yesaya 1:16,31:6  Yang penting dalam Zak 1:5-6 adalah perkataannya yang menyatakan bahwa “segala firman dan ketetapan” Tuhan telah diperintahkan kepada hamba-hambaNya, “para nabi, bukankah itu telah sampai kepada nenek moyangmu”.  Sekalipun hamba-hamba Tuhan itu telah tiada (1:5), tetapi segala firman & ketetapan tetap berlaku dan menjadi dasar pertobatan.

Menurut Perjanjian Baru[2] (Pandangan Yesus tentang PL[3] )

Yesus mengakui historisitas PL. Yesus secara konsisten menganggap narasi historis PL sebagai catatan sebuah fakta. Ia banyak mengutip tokoh yang pernah ada pada zaman PL, misalnya Habel (Luk 11:51), Nuh (Mat 24:37-39; Luk 17:26-27), Abraham (Yoh 8:56), Lot (Luk 17:28-32), Isak dan Yakub (Mat 8:11; Luk 13:28), Salomo (Mat 6:29; 12:42; Luk 11:31; 12:27), Elia (Luk 4:25-26), Elisa (Luk 4:27), Yunus (Mat 12:39-41; Luk 11:29, 30, 32) dan Zakaria (Luk 11:51).

Yesus juga sering mengutip peristiwa dalam PL, misalnya sunat (Yoh 7:22 cf. Kej 17:10-12), penghukuman atas Sodom dan Gomora (Mat 10:15; 11:23-24; Luk 10:12), pemberian manna (Yoh 6:31, 49, 58), Daud makan roti kudus (Mat 12:3-4; Mar 2:25-26; Luk 6:3-4), penderitaan nabi-nabi (Mat 5:12; 13:57; 21:34-36), penciptaan Adam dan Hawa (Mat 19:4-5; Mar 10:6-8).

Teolog liberal sering meragukan nilai historis cerita Alkitab. Beberapa fakta historis dianggap hanya sebagai cerita fiksi yang berfungsi sebagai simbol religius. Dari data biblikal di atas ada beberapa kutipan yang sangat signifikan, karena kutipan PL tersebut tidak mungkin bersifat simbolis.

Mat 12:41 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!.  Konteks ayat ini adalah ancaman hukuman yang diucapkan Yesus. Ancaman ini tidak mungkin didasarkan pada pertobatan imajiner dari tokoh-tokoh imajiner dalam sebuah kotbah imajiner oleh nabi imajiner. Seandainya kitab Yunus merupakan kitab non-historis, ancaman ini tidak akan memiliki nilai apa-apa. Contoh lain adalah Mat 11:23-24 Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu; Luk 11:50-51supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan. mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.

Mat 12:42. Dalam bagian ini Yesus mengutip peristiwa dalam PL yang terdapat dalam kitab raja-raja. Melihat genre, sifat dan tujuan kitab raja-raja, sangat tidak beralasan untuk menganggap kitab ini sebagai non-historis.
Luk 4:25-29 dan Yoh 8:56-58. Yesus berani mengambil resiko besar dengan mengutip tokoh/peristiwa PL dalam argumentasinya.
1. Yesus mengakui otoritas PL.
Pertentangan antara Yesus dan orang-orang Farisi/ahli Taurat/Saduki bukan masalah otoritas PL, tetapi kegagalan mereka mempelajari PL dengan semestinya. Mereka terjebak pada interpretasi dan aplikasi legalistik.

Mat 12:1-8. “Menghormati hari Sabat” lebih daripada sekedar ketaatan detail yang hanya bersifat literal. Ada hal-hal lain yang lebih utama daripada itu, misalnya hidup manusia (ay. 3-4), pelayanan (ay. 5), Anak Manusia (ay. 6, 8) dan belas kasihan (ay. 7).

·    Mat 23:23. Yesus tidak menolak ketaatan detail terhadap Taurat yang bersifat literal, tetapi Ia menuntut lebih daripada itu.

·   Sikap ini konsisten dengan kritikan PL terhadap legalisme (cf. Yes 58:1-12; Yer 14:11-16; Mat 12:3-5).

·   Mat 23:2-3. Yesus menasehati para murid untuk mendengarkan ajaran Farisi, tetapi jangan mencontoh apa yang mereka lakukan.

Tujuan kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk menggenapi Taurat, bukan membatalkan.
·   Mat 5:17-20. Yesus mengakui otoritas setiap detail Taurat.
·   Yoh 10:35. Kitab Suci tidak mungkin dibatalkan.
·   Luk 24:25-27 dan Yoh 19:30. Seluruh hidup Yesus merupakan penggenapan Taurat atau nubuat PL.
Yesus mengakui PL sebagai dasar etika. Hukum kasih yang diajarkan Yesus merupakan rangkuman keseluruhan  PL (Mat 22:37-40; Mar 12:29-31). Bandingkan Yoh 15:12.  
Yesus menggunakan PL dalam kontroversi dengan Farisi. Ia sering berkata, “tidakkah kamu baca” (Mat 12:3, 5; 19:4; 21:16, 42: 22:31; Mar 12:26; Luk 6:3; dst). Ia membedakan dengan jelas antara ajaran Taurat dan tradisi Farisi (cf. Mat 5:43 “bencilah musuhmu” tidak ada dalam PL). Yesus menggunakan PL dalam pencobaan di padang gurun.  Ia selalu menjawab, “ada tertulis” (Mat 4:4, 6, 10). Ia menentang misinterpretasi ayat-ayat PL yang dipakai iblis, bukan otoritas ayat-ayat tersebut.

2.Yesus mengakui inspirasi PL.
Ia menyatakan bahwa penulis PL dipimpin oleh Roh Kudus (Mat 22:43 cf. Mar 12:36 “Daud oleh pimpinan Roh”). Ia menerima komentar/tulisan penulis PL sebagai perintah Allah secara langsung (Mat 19:5 “dan Firman-Nya” cf. Kej 2:24).

Pandangan para rasul tentang PL Para rasul banyak mengutip PL dalam tulisan mereka.

Jumlah kutipan PL dalam PB yang eksplisit/langsung, biasanya menggunakan formula pengutipan tertentu (e.g., “ada tertulis”, “supaya genaplah”, dsb), hampir mendekati 300. Jumlah ini tidak termasuk berbagai rujukan maupun alusi PL. Menurut Nicole, 10% dari PB adalah PL.
Tujuan para rasul menggunakan PL:  Untuk mendukung atau mengilustrasikan suatu argumentasi (cf. 2 Pet 2:4-7; 1 Yoh 3:12; Gal 4:27-30, cf. Yes 54 & Kej 21)
1). Sebagai dasar atau titik tolak suatu argumentasi (Gal 3:6)
2). Untuk membuktikan suatu argumentasi (Kis 15:15; 1 Kor 15:3-4, 16-18)
3). Sebagai dasar khotbah (Kis 2:17-21 mengutip Yoel 2:28-32)
4). Sebagai dasar doa (Kis 4:24-26 mengutip Maz 2:1 dan 146:6).
5). Untuk memberikan nasehat (Rom 10) atau teguran (Ibr 12:5-6, cf. Ams 3:11-12).

Para rasul mengakui inspirasi PL (Kis 4:25 “oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud”; 7:3 “Musa…menerima firman-firman yang hidup”; 28:25b “firman yang disampaikan Roh Kudus…dengan perantaraan Yesaya”; 2 Tim 3:15-16 “semua tulisan diilhamkan Allah”; Ibr 4:7 “berfirman dengan perantaraan Daud”; 2 Pet 1:20-21 “nubuat dihasilkan oleh dorongan Roh Kudus”). Cf. Kis 1:16; 

Para rasul mengakui tulisan penulis PL sebagai firman Allah. Para rasul bukan hanya mengakui ucapan nabi sebagai firman Allah, tetapi juga tulisan (kitab) mereka.
1). Rom 9:25 “yang difirmankan-Nya dalam kitab Yesaya”.
2). Ibr 1: 8, 10. Ayat 10 sebenarnya adalah mazmur Daud, tetapi dianggap sebagai perkataan Allah (cf. ay. 8). Cf. Ibr 10:15 “tulisan Yeremia = kesaksian Roh Kudus”.
3). Rom 7:7 “Allah mengatakan (Kel 20:7) = hukum Taurat mengatakan”.
4). Rom 9:7 “Allah berfirman (Kel 9:6) = Kitab Suci berkata”.
5). Gal 3:8 “Allah berkata (Kej 12:1, 3) = Kitab Suci memberikan janji”. Frase “ada tertulis” (Kis 1:20; 13:29, 33; 23:5; 24:14; Rom 1:17; 2:15, 14; 3:4, 10; 4:17; 8:36, dsb).

Otoritas PB

Bukti biblikal tentang otoritas PB memang tidak sebanyak dan seeksplisit PL, namun beberapa bukti di bawah ini cukup mengindikasikan bahwa  tulisan atau ajaran PB juga memiliki otoritas sebagai firman Tuhan. Klaim ini didasarkan pada keyakinan para rasul bahwa ajaran mereka adalah ajaran Tuhan.
1.   Petrus mengakui tulisan Paulus dan menganggapnya setara dengan “tulisan-tulisan lain” (2 Pet 3:15-16).
2.   Paulus meyakini bahwa ajarannya adalah perintah Tuhan (1 Kor 14:37 cf. Gal 1:12).
3.   Tulisan para rasul dibacakan di depan jemaat (Kol 4:16), sama seperti pembacaan PL dalam sinagog maupun pertemuan Kristen (Luk 4:16-17; Kis 13:15).
4.   Orang yang tidak menerima ajaran para rasul berarti tidak berasal dari Allah (1 Yoh 4:6 cf. 2 Tes 3:14; Gal 1:8-9).
5.   Para rasul sangat menekankan historisitas peristiwa-peristiwa dalam PB (Luk 1:1-4 “menyelidiki dengan seksama”; 2 Pet 1:16 “historisitas transfigurasi”).
6.   Ajaran atau tulisan para rasul tidak boleh dikurangi/ditambah (Wah 1:1-2, 11; 22:18-19).

[1] Kata biblion (neuter, sgl) merupakan sebuah diminutive dari bibloj (fem, sgl). Cf. Mounce, The Morphology of Biblical Greek, 185-6; Bruce, “The Bible” dalam The Origin of the Bible, ed., by Philip W. Comfort, 3. dalam LXX dan PB muncul sekitar 41 kali (Bible Work Version 4.0 Software).
[2] Bahasa Inggris umum mengartikan ‘testament’ sebagai “will, evidence or proof” [bukan ‘perjanjian’].
[1] Harus diakui bahwa tulisan-tulisan Josephus hanya dipelihara oleh umat Kristen. Orang Yahudi tidak memelihara tulisan Josephus karena ia dianggap pengkhianat dalam perang tahun 70 M ketika ia sebagai jendral Yahudi justru menganjurkan bangsa Yahudi untuk menyerah kepada Romawi. Akhirnya ia sendiri menjadi sahabat Kaisar Vespasianus setelah “nubuatannya” terbukti. Dalam beberapa salinan tulisan Josephus bahkan terlihat adanya usaha-usaha orang Kristen untuk menambah bagian testimonium Falvius, namun penambahan ini sangat mudah dideteksi.
Beberapa kitab PL memang tidak pernah dikutip dalam PB, tetapi ini tidak berarti bahwa kitab-kitab tersebut diragukan otoritasnya.

PL berotoritas, makanya dikutip oleh PB. Konsep yang salah: karena dikutip PB makanya PL berotoritas (cf. 1 Enoch dalam Yudas). Penulis PB tidak mungkin menyalin ulang (mengutip semua) bagian PL. Mereka hanya mengutip hal-hal yang relevan dengan tujuan penulisan mereka.

Kanon PL Yahudi terbagi dalam 3 kelompok kita, yaitu Torat, Neviim dan Kethubim. Kitab PL yang dikutip PB mencakup kitab-kitab yang termasuk dalam 3 kelompok ini. Dengan mengutip pengelompokan ini (cf. Luk 24:44) Yesus secara implicit juga mengakui semua kitab yang termasuk dalam kelompok ini.

Untuk pembahasan detail tentang topik ini lihat John W. Wenham, Christ and the Bible (DownersGrove: Inter Varsity Press, 1972).

 

Copyright © 2010 Data-Data Kebenaran Blogger Template by Dzignine