Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru, yang kadang disebut juga Ilmu Pengantar Perjanjian Baru, adalah bagian dalam Ilmu Teologia Biblika yang baru dikenal secara umum pada abad ke 19. Sumbangsih ilmu ini sangat besar khususnya dalam penyediaan bahan-bahan penting yang dapat menolong kita menyelidiki dan menafsirkan Alkitab secara bertanggung jawab.
Latar Belakang
Mengapa diperlukan pengetahuan khusus untuk dapat menginterpretasikan Alkitab dengan tepat? Orang Kristen sering mendapati bahwa mengerti isi Alkitab tidaklah mudah, karena ada jurang pemisah yang cukup besar baik dalam hal waktu penulisan maupun dalam latar belakang dan budaya antara jaman Perjanjian Baru dan pembaca sekarang. Oleh karena itu dengan mengetahui informasi yang cukup tentang segala sesuatu sekitar latar belakang penulis dan penulisannya, maka hal ini akan dapat membantu kita menjembatani jurang pemisah itu.
Definisi
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pembimbing dan Pengetahuan Perjanjian Baru adalah ilmu yang menyelidiki dan mempelajari latar belakang sejarah dan budaya sekitar jaman Perjanjian Baru, yaitu jaman ketika Tuhan Yesus dan rasul-rasul masih hidup. Secara khusus akan dipelajari pula latar belakang penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru, yaitu tentang penulis, penerima, tahun dan tempat penulisan, dan hal-hal yang penting sehubungan dengan tema dan tujuan penulis menuliskan kitab-
kitab Perjanjian Baru.
Tujuan
Tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru adalah untuk mendapatkan informasi tentang latar belakang dunia Perjanjian Baru dan penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru sehingga dapat memperkaya wawasan kita dalam memberikan interpretasi (penafsiran) yang tepat terhadap isi dan pengertian Firman Tuhan yang diinspirasikan dalam kitab-kitab Perjanjian Baru.
B. Pembagian Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru
Drs. M.E. Duyverman, dalam bukunya Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, membagi ilmu ini menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Ilmu Pembimbing Khusus
Ilmu yang memeriksa seluk beluk kitab-kitab Perjanjian Baru satu persatu, dengan
mengajukan serentetan pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini:
- Siapakah penulis kitab tsb.?
- Kapankah dan di manakah kitab tsb. ditulis?
- Kepada siapakah dan dengan maksud apakah kitab tsb. ditulis?
2. Ilmu Pembimbing Umum
Ilmu yang memeriksa kitab-kitab Perjanjian Baru secara keseluruhan, termasuk didalamnya adalah Ilmu Salinan (textual criticism) dan Kanonisasi.
C. Pembagian Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru
Seluruh jumlah kitab kanon Perjanjian Baru adalah 27 kitab dan biasanya digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Kitab-kitab Sejarah: 4 Kitab-kitab Injil dan 1 Kisah Para Rasul
2. Kitab Surat-Surat:
a. 13 Surat-surat Paulus dan 1 Surat Ibrani
b. 7 Surat-surat Am (Umum)
3. Kitab Eskatologi: Kitab Wahyu
1.Latar belakang politik
a. Masa Peralihan: Masa Sesudah Perjan Lama dan Sebelum Perjanjian Baru
Masa-masa sesudah Perjajian Lama dan sebelum Perjanjian Baru sering dikatakan sebagai masa-masa gelap karena Allah tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara kepada umat Israel. Namun demikian masa ini justru menjadi masa yang sangat penting karena sekalipun kelihatan-nya diam Allah bekerja dibalik sejarah umat manusia untuk mempersiapkan mereka menerima pelaksanaan rencana Agung-Nya.
Masa "sesudah Perjajian Lama dan sebelum Perjanjian Baru" ini disebut sebagai Masa Peralihan atau Jaman Intertestamental yang berlangsung kurang lebih 400 tahun. Dalam masa ini Allah memakai 3 bangsa yang mengambil peranan utama dalam mempersiapkan masa Perjanjian Baru.
Dari catatan kitab-kitab Makabe dan tulisan-tulisan Yosefus, kita mengetahui fakta-fakta berikut ini:
1. Bangsa Yahudi/Ibrani
Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya sebagai umat pilihan Allah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu Allah menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monotheisme dan mentaati Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk melihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.
2. Bangsa Yunani
Bangsa Yunani melalui Aleksander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Hal ini memberikan pengaruh yang besar, karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab Perjanjian Baru dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan benar dan akurat.
3. Bangsa Romawi
Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang hukum maupun filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru.
Masa Pemerintahan Romawi
Latar belakang politik dalam dunia Perjanjian Baru adalah kekaisaran Romawi. Merrill C. Tenney dalam bukunya Survei Perjanjian Baru telah memberikan uraian terperinci tentang hal ini. Negara Romawi berdiri tahun 753 SM, yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat di beberapa desa yang akhirnya merebut banyak kota dan menjadi kerajaan yang besar tahun 265 SM.
Berikut ini adalah kaisar-kaisar Romawi yang memerintah pada masa Perjanjian Baru:
- Agustus (27 sM - 14 M). Ketika Tuhan Yesus lahir, pemerintahan sedang dipegang oleh Kaisar Agustus. Dialah yang memerintahkan sensus penduduk di Palestina.
- Iberius (14-37 M). Ia memerintah semasa Tuhan Yesus dewasa - mati. Caligula (37-41 M). Kaisar yang menganggap dirinya dewa untuk disembah. Banyak orang Kristen mula-mula yang mati karena melawan perintah untuk menyembah kepada kaisar.
- Nero (54-68 M). Kaisar yang kejam dan semena-mena menganiaya orangKristen. Paulus dan Petrus mati syahid pada masa pemerintahannya. Vespasian (69-79 M). Pada masa pemerintahannya kota Yerusalem dihancurkan, termasuk bangunan Bait Allah.
- Domitianus (81-96 M). Melakukan penindasan yang sangat kejam terhadap orang-orang Kristen. Memerintah pada masa tua Rasul Yohanes.
Palestina menjadi salah satu negara jajahan Kerajaan Romawi diperkirakan sejak tahun 63 sM. Kisah dalam PB diawali dari masa pemerintahan Herodes (37sM - 4M) yang ditunjuk oleh pemerintah Romawi sebagai raja Yahudi. Sebutan provinsi diberikan kepada daerah-daerah baru yang ditaklukkan Romawi. Untuk provinsi yang relatif damai dan setia pada Roma, pemerintahan dipimpin oleh seorang gubernur. Sedangkan wilayah yang rawan dipimpin oleh seorang wali negeri. [Lihat: Kis. 13:7; 18:12; Mat. 27:11]Daerah-daerah jajahan (provinsi) ini biasanya mendapat kebebasan (otonomi) untuk berdiri sendiri. Kebebasan agama pun juga diberikan kepada mereka (religio licita). Penarikan pajak juga diserahkan kepada pemerintahan setempat, tetapi di bawah pengawasan Roma.
2. Latar belakang sosial
Di kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain, petani, peternak, nelayan dan wiraswastawan kecil lainnya.
Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sbb.: kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.
3. Latar belakang Ekonomi
Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah tangga. Baragng-barang mahal adalah hasil import negara lain.
- Mata uang. Mata uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas aureus (pound). Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat. 20:2). Tetapi karena pemerintahan provinsi diijinkan mencetak uang sendiri, maka tidak heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang berbeda (Mat. 21:12). Usaha pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.
- Arus perjalanan. Arus perjalanan sangat lancar jaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah jajahan yang terbentang luas.
- Arus perdagangan. Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayar dari sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian.